Sunday, September 27, 2020

Jaringan pada Tumbuhan

Pada dasarnya semua makhluk hidup mempunyai struktur pada tubuhnya, begitu juga dengan tumbuhan. Tumbuhan tersusun dari sel-sel yang kemudian akan membentuk jaringan. Jaringan adalah sekelompok sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama dan terikat oleh bahan antar sel untuk membentuk satu kesatuan. Selanjutnya beberapa jaringan akan bergabung membentuk organ tubuh. Organ pokok pada tumbuhan adalah akar, batang, dan daun. Sedangkan bunga, buah, dan biji termasuk organ khusus pada tumbuhan. Setiap bagian tumbuhan tersebut mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda-beda. Pada pokok bahasan kali ini, penulis akan membahas khusus mengenai jaringan pada tumbuhan, untuk organ pada tumbuhan akan dibahas pada pokok bahasan berikutnya. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai apa saja jaringan yang ada pada tumbuhan dan bagaimana fungsi dari jaringan-jaringan tersebut, mari baca dan pahami ulasan di bawah ini !

Unit terkecil dari makhluk hidup disebut dengan sel. Sel-sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama jika berkumpul akan membentuk jaringan. Jaringan merupakan kumpulan dari beberapa sel yang sama, dalam hal ini sel tersebut akan saling bekerja sama untuk tujuan tertentu. Jaringan tumbuhan adalah sekumpulan sel tumbuhan yang mempunyai bentuk, asal dan struktur yang sama serta saling bekerja sama untuk melakukan fungsi tertentu. Ilmu yang khusus mempelajari tentang jaringan disebut dengan histologi. Jaringan pada tumbuhan dibedakan menjadi 5 jenis, yaitu Jaringan Meristem, Jaringan Dewasa, Jaringan Penyokong, Jaringan Pengangkut dan Jaringan Gabus. Kelima jaringan tersebut memiliki fungsinya masing-masing.

1. Jaringan Meristem
Jaringan meristem adalah jaringan muda yang sel-selnya selalu membelah atau bersifat embrional. Jaringan ini hanya terdapat pada bagian-bagian tertentu saja dari tubuh tumbuhan. Ciri khas dari jaringan meristem adalah sebagai berikut :
  • Mempunyai ukuran sel yang kecil
  • Terdiri dari sel-sel muda dalam tahap pembelahan dan pertumbuhan
  • Memiliki sel yang berdinding tipis
  • Memiliki nukleus yang relatif besar
  • Vakuola berukuran kecil
  • Banyak mengandung sitoplasma
  • Selnya berbentuk kubus
Berdasarkan asal-usulnya, jaringan meristem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Meristem Primer
Yakni meristem yang sel-selnya merupakan perkembangan langsung dari sel-sel embrional, sehingga merupakan lanjutan dari pertumbuhan embrio, misalnya kuncup ujung batang dan ujung akar.

b. Meristem Sekunder
Yakni meristem yang berasal dari jaringan dewasa yang telah mengadakan diferensiasi, misalnya kambium dan kambium gabus (felogen).

Berdasarkan letaknya pada tumbuhan, jaringan meristem dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
  • Meristem apikal (ujung), yaitu suatu jaringan meristem yang adanya di ujung batang dan ujung akar, mengakibatkan pertumbuhan tunas batang dan akar.
  • Meristem interkalar (ruas), yaitu suatu jaringan meristem yang adanya di antara ruas-ruas batang dan mengakibatkan ruas-ruas batang dapat bertambah panjang.
  • Meristem lateral (samping), yaitu suatu jaringan meristem yang adanya di kambium dan mengakibatkan batang bertambah lebar.
Gambar 1. Tiga jenis jaringan meristem berdasarkan letaknya
(Sumber : phoenixhillna.org)

2. Jaringan Dewasa / Jaringan Permanen
Jaringan dewasa merupakan jaringan yang telah mengalami diferensiasi. Jaringan dewasa ini terbentuk dari suatu proses diferensiasi sel-sel meristem, baik itu meristem primer maupun meristem sekunder. Pada umumnya jaringan dewasa tidak membelah lagi, bentuknya pun relatif permanen, serta rongga selnya besar. Di samping itu, dinding selnya sudah mengalami penebalan. Ciri-ciri dari jaringan dewasa adalah sebagai berikut :
  • Tidak aktif membelah diri.
  • Berukuran lebih besar dari pada jaringan meristem.
  • Mempunyai vakuola yang berukuran besar, sehingga memiliki plasma sel yang sedikit dan merupakan selaput yang menempel pada dinding sel.
  • Di sela-sela selnya terdapat ruang antar sel.
  • Sel telah mengalami penebalan dinding sesuai dengan fungsinya.
Berdasarkan bentuk maupun fungsinya, jaringan dewasa dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
I. Jaringan Epidermis
Jaringan epidermis adalah jaringan paling luar yang menutupi seluruh permukaan tubuh tumbuhan, seperti permukaan akar, batang, daun, bunga, buah maupun biji. Umumnya lapisan epidermis hanya terdiri dari selapis namun ada juga yang lebih dengan bentuk dan ukuran yang beragam. Fungsi utama jaringan epidermis adalah untuk melindungi jaringan di sebelah dalamnya. Ciri-ciri jaringan epidermis adalah sebagai berikut :
  • Sel-selnya berbentuk seperti balok dan tersusun berlapis tunggal, rapat dan tidak memiliki ruang antar sel.
  • Dilengkapi lapisan lilin atau kutikula.
  • Umumnya sel-sel epidermis tidak memiliki klorofil, kecuali sel-sel epidermis daun tumbuhan paku dan sel-sel penutup pada stomata atau mulut daun serta tumbuhan di bawah naungan.
  • Mengalami sebuah modifikasi dengan membentuk suatu derivat jaringan epidermis seperti stomata, vilamen, trikomata, sel kersik (sel silika), spina (duri) dan sel kipas.
Gambar 2. Jaringan epidermis
(Sumber : malekbio.blogspot.com)

II. Jaringan Parenkim
Jaringan parenkim dapat ditemukan pada hampir semua bagian tumbuhan. Jaringan parenkim sering juga disebut dengan jaringan dasar karena jaringan parenkim adalah penyusun dari sebagian besar organ yang ada pada sebuah tumbuhan. Jaringan parenkim terbentuk dari sel-sel yang hidup dengan struktur morfologis dan siologis yang beragam. Secara umum, jaringan parenkim berfungsi sebagai penyusun sebagian besar organ tumbuhan, tempat penyimpanan cadangan makanan dan berperan juga dalam proses fotosintesis. Ciri-ciri jaringan parenkim adalah sebagai berikut :
  • Terdiri atas sel-sel yang ukurannya besar dan berdinding tipis.
  • Posisi inti sel mendekati dasar sel.
  • Memiliki banyak vakuola.
  • Dapat bersifat embrional dan meristematik.
  • Mempunyai ruang antar sel.
Berdasarkan fungsinya, jaringan parenkim dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
a. Parenkim asimilasi (Klorenkim), mengandung klorofil yang fungsinya untuk fotosintesis.
b. Parenkim air, jaringan yang terdapat pada tumbuhan xerofit atau epifit yang berfungsi untuk penimbun/menyimpan air untuk melewati musim kering.
c. Parenkim penimbun, jaringan yang fungsinya untuk tempat penyimpanan cadangan makanan. Jaringan ini biasa terdapat pada akar, buah, umbi, dan batang.
d. Parenkim udara (Aerenkim), jaringan yang mempunyai ruang antar sel dan berfungsi dalam mengapungkan tumbuhan di air.
e. Parenkim pengangkut, jaringan yang fungsinya sebagai pembuluh angkut, baik itu untuk mengangkut makanan maupun air.

Berdasarkan bentuknya, jaringan parenkim dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, yaitu :
a. Parenkim palisade, bentuknya memanjang, tegak dan banyak mengandung klorofil. Parenkim ini merupakan penyusun mesofil daun dan biji.

Gambar 3. Letak parenkim palisade
(Sumber : brainly.co.id)

b
. Parenkim bunga karang, bentuk dan susunan selnya tidak teratur. Ruang antar selnya relatif besar.

Gambar 4. Letak parenkim bunga karang
(Sumber : struktur.shareinspire.me)

c
. Parenkim bintang, mempunyai bentuk seperti bintang, ujungnya saling berhubungan, sehingga mempunyai banyak ruang antar sel.

Gambar 5. Parenkim bintang
(Sumber : eviamelia.wordpress.com)

d
. Parenkim lipatan, dinding selnya mengadakan pelipatan ke arah dalam, serta banyak mengandung kloroplas.
                        Gambar 6. Parenkim Lipatan
                   (Sumber : aulyarohmana16.wordpress.com)

3. Jaringan Penyokong/Jaringan Penguat
Jaringan penyokong atau penguat sering juga disebut dengan stereon. Fungsi utamanya adalah menyokong atau menguatkan bagian tubuh tumbuhan. Jaringan ini terdiri dari kolenkim dan sklerenkim.
I. Jaringan Kolenkim
Jaringan kolenkim merupakan sebuah jaringan penyokong atau penguat pada organ tumbuhan muda dan tanaman herba. Kolenkim tersusun atas sel-sel hidup dengan protoplasma aktif. Bentuknya memanjang dengan penebalan dinding yang tidak merata dan sifatnya plastis, artinya dapat dipanjangkan tetapi tidak dapat memendek kembali. Biasanya kolenkim terbentuk di bawah jaringan epidermis, tetapi ada pula yang dipisahkan dari epidermis oleh beberapa lapis parenkim. Selain berfungsi sebagai jaringan penyokong, jaringan kolenkim juga berfungsi untuk melindungi berkas pengangkut dan juga memperkuat jaringan parenkim.

II. Jaringan Sklerenkim
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penguat atau kadang-kadang sebagai jaringan pelindung yang sel-selnya mengalami penebalan sekunder dengan lignin atau zat kayu. Jaringan sklerenkim tersusun atas sel-sel mati, jaringan ini mempunyai dinding sel yang kuat dan tebal. Bentuk asli dari jaringan sklerenkim bermacam-macam, namun secara umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu serabut (serat) dan sklereid (sel batu).Serabut berasal dari jaringan meristem, umumnya terdiri atas sel-sel yang panjang dan bergerombol yang membentuk anyaman atau pita, misalnya pada pelepah daun pisang. Sklereid berasal dari jaringan parenkim yang dindingnya mengalami penebalan sedemikian rupa sehingga penebalannya tampak berlapis-lapis, contohnya pada tempurung kelapa atau kulit biji keras.

Gambar 7. Kolenkim dan Sklerenkim
(Sumber : pelajaran.co.id)

4. Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut merupakan jaringan tumbuhan yang mempunyai tugas melaksanakan fungsi transpor atau pengangkutan zat. Jaringan pengangkut terdiri atas xilem (pembuluh kayu) dan floem (pembuluh tapis). Xilem dan floem juga sering disebut sebagai jaringan vaskuler.
I. Xilem
Xilem merupakan jaringan kompleks yang terdiri atas beberapa tipe sel, baik sel mati maupun sel hidup yang dindingnya mengalami penebalan dari zat kayu. Sel-sel ini terangkai memanjang, sehingga membentuk pembuluh. Mula-mula xilem terbentuk dari hasil diferensiasi meristem apikal atau ujung batang. Xilem ini disebut xilem primer. Setelah tumbuhan mengalami pertumbuhan sekunder, xilem dibentuk oleh meristem sekunder, yaitu kambium. Xilem ini disebut xilem sekunder. Xilem dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni trakeid dan trakea. Trakeid merupakan unsur xilem yang primitif. Pada ujung-ujung selnya masih memiliki sekat berpori atau noktah, jadi tidak terdapat lubang-lubang. Pada trakea sekat-sekat antarselnya sudah hilang, sehingga ujung-ujung selnya berlubang. Ujung sel satu dengan lainnya saling menyambung sehingga membentuk pembuluh. Fungsi utama xilem adalah untuk mengangkut air dan garam mineral tanah dari akar menuju ke daun dan bagian tubuh yang lainnya. Pengangkutan air dan garam tanah pada trakeid melalui noktah-noktah yang terdapat pada sekat antarsel xilem, sedangkan pada trakea melalui lubang-lubang ujung sel. Unsur utama pembentuk jaringan xilem terdiri atas trakeid dan trakea, serabut xilem dan parenkim xilem. Parenkim xilem merupakan tempat menimbun zat makanan, sedangkan serabut xilem biasanya menyatu dengan trakeid xilem.

II. Floem
Floem merupakan jaringan kompleks yang terdiri dari beberapa unsur dengan tipe berbeda, yaitu buluh tapisan, sel pengiring, parenkim floem, serabut floem dan sklereid. Seperti halnya xilem, mula-mula floem merupakan hasil diferensiasi dari meristem apikal pada ujung batang (floem primer). Setelah tumbuhan mengalami pertumbuhan sekunder, floem dihasilkan oleh meristem sekunder, yaitu kambium. Floem hasil pertumbuhan sekunder disebut floem sekunder. Fungsi utama dari floem adalah mengangkut zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh.

Gambar 8. Xilem dan Floem
(Sumber : dictio.id)

5. Jaringan Gabus
Jaringan gabus merupakan jaringan yang tersusun atas sel-sel gabus. Fungsi jaringan ini adalah untuk melindungi jaringan lain yang terdapat di bawahnya agar tidak terlalu banyak kehilangan air dengan sifat kedap air yang ia miliki. Pada tumbuhan dikotil, jaringan gabus dibentuk oleh kambiun gabus atau felogen yang terletak di bawah epidermis. Jaringan gabus yang dibentuk ke arah dalam merupakan sel-sel hidup disebut feloderm, sedangkan sel gabus yang dibentuk ke arah luar merupakan sel-sel mati-mati yang disebut felem.

Gambar 9. Susunan jaringan gabus
(Sumber : annisanurbaitit.wordpress.com)

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap jaringan tumbuhan mempunyai struktur, ciri dan fungsinya masing-masing di dalam tumbuhan.

Semoga bacaan di atas bermanfaat
Terima kasih 🙏





 





Saturday, July 11, 2020

Pertumbuhan dan Perkembangan

Pernahkah kalian melihat tanaman mangga yang batangnya semakin bertambah tinggi dan kemudian menghasilkan buah? Tanaman mangga tersebut mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua istilah yang berbeda maknanya, tetapi sepintas lalu kita mengalami kesulitan untuk membedakannya. Kedua istilah tersebut merupakan peristiwa biologis yang terjadi pada makhluk hidup yang senantiasa berbarengan dan saling melengkapi. Dalam kenyataannya kedua istilah tersebut sulit untuk dipisahkan, kedua proses tersebut terjadi pada semua makhluk hidup. Namun, pola pertumbuhan dan perkembangan pada berbagai makhluk hidup berbeda. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup, mari baca dan pahami ulasan di bawah ini !

1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume yang bersifat irreversibel (tidak dapat kembali pada keadaan semula). Pertumbuhan terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel akibat adanya pembelahan sel secara mitosis dan pembesaran sel karena adanya penambahan substansi. Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif (menggunakan angka). Contoh proses pertumbuhan pada salah satu makhluk hidup, misalnya tumbuhan, yaitu penambahan tinggi tanaman, penambahan diameter batang, penambahan jumlah daun, dan penambahan luas akar.
Perkembangan merupakan proses menuju kedewasaan yang ditandai dengan terspesialisasinya sel ke struktur dan fungsi tertentu. Perkembangan dinyatakan dengan adanya perubahan bentuk dan tingkat kedewasaan yang diperlihatkan dengan berfungsinya alat-alat reproduksi yang dimiliki. Organisme disebut telah dewasa apabila telah mampu berkembang biak secara generatif (kawin). Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan proses yang tidak dapat diukur. Dengan kata lain, perkembangan bersifat kualitatif atau tidak dapat dinyatakan dengan angka. Contoh yang merupakan proses perkembangan pada tumbuhan, yaitu perkecambahan, pembungaan, pematangan buah dan penuaan.

Gambar 1. Penambahan tinggi tanaman merupakan salah satu contoh pertumbuhan pada tumbuhan
(Sumber : tokopedia.com)
Gambar 2. Pematangan buah merupakan salah satu contoh proses perkembangan pada tumbuhan
(Sumber : idntimes.com)
2. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
A. Pertumbuhan pada Tumbuhan
Pertumbuhan pada tumbuhan dibedakan menjadi dua, yakni pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan primer terjadi sebagai hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem primer, sedangkan pertumbuhan sekunder merupakan hasil aktivitas jaringan meristem sekunder (untuk jaringan meristem primer dan sekunder akan dibahas lebih lanjut pada pokok bahasan berikutnya).

I. Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan primer ini terjadi karena aktivitas jaringan meristem yang sel-selnya senantiasa aktif membelah. Jaringan ini banyak ditemukan pada ujung akar serta ujung batang, selanjutnya daerah ini dikenal sebagai titik tumbuh. Aktivitasnya menyebabkan akar dan batang tumbuh memanjang. Pertumbuhan primer terjadi pada embrio, ujung akar dan ujung batang.
Pertumbuhan pada Embrio
Proses pertumbuhan dan perkembangan embrio pada tumbuhan sering disebut sebagai perkecambahan. Perkecambahan merupakan awal pertumbuhan embrio di dalam biji. Embrio atau lembaga pada tumbuhan mempunyai tiga bagian utama, yaitu radikula (akar lembaga), kotiledon (daun lembaga), dan kaulikalus (batang lembaga). Proses perkecambahan biji dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu perkecambahan hipogeal dan perkecambahan epigeal.
Perkecambahan Hipogeal
Kotiledon tetap berada di bawah tanah, sedangkan plumula keluar dari permukaan tanah disebabkan pertumbuhan epikotil yang memanjang ke arah atas. Salah satu contoh tumbuhan mengalami perkecambahan tipe hipogeal adalah jagung.
Perkecambahan Epigeal
Kotiledon terdapat di permukaan tanah karena terdorong oleh pertumbuhan hipokotil yang memanjang ke atas. Salah satu contoh tumbuhan yang mengalami perkecambahan tipe epigeal adalah kacang tanah.

Gambar 3. Perkecambahan hipogeal dan epigeal
(Sumber : torajafarmer.wordpress.com)
Ada tiga macam bagian penyusun embrio yang penting pada proses perkecambahan, yaitu :
  • Tunas embrionik, sebagai calon batang dan daun (plumula) yang dapat tumbuh dan berkembang menjadi bunga dan buah.
  • Akar embrionik, sebagai calon akar (radikula) yang dapat tumbuh dan berkembang menjadi akar.
  • Kotiledon (keping biji), merupakan cadangan makanan untuk pertumbuhan embrio hingga mencapai terbentuknya daun karena embrio tersebut belum menghasilkan makanan sendiri melalui fotosintesis.
Pertumbuhan pada Ujung Akar
Pada bagian meristem apikal (meristem ujung), akar tumbuhan dilindungi oleh tudung akar (kaliptra). Titik tumbuh akar adalah pada bagian jaringan meristem yang memiliki tudung akar. Berdasarkan strukturnya, titik tumbuh akar dibedakan menjadi :
  • Daerah pembelahan, terdapat pada ujung akar, sel-sel di daerah ini aktif membelah (meristematik).
  • Daerah pemanjangan, berada di belakang daerah pembelahan, sel-sel mengalami pembesaran dan pemanjangan.
  • Daerah diferensiasi, bagian paling belakang dari daerah pertumbuhan. Sel-sel mengalami diferensiasi membentuk jaringan dewasa yang selanjutnya akan menjadi organ tumbuhan (akar, batang, daun).
Gambar 4. Struktur akar
(Sumber : ensiklopediilmupopuler481.blogspot.com)
Pertumbuhan pada Ujung Batang
Titik tumbuh pada batang dilindungi oleh balutan bakal daunnya. Pertumbuhan dan perkembangan sama dengan yang terjadi pada akar, yaitu terdapat daerah pembelahan (meristematik), daerah pemanjangan, dan daerah diferensiasi. Pada daerah pemanjangan, sel-selnya akan tumbuh membesar dan memanjang serta jaringan pembuluh sudah mulai tampak. Pada daerah diferensiasi akan membentuk beberapa jaringan, yaitu epidermis, korteks, dan silinder pusat. Ciri suatu tumbuhan dikatakan sudah dewasa yaitu ditandai dengan terbentuknya bunga. Pada bunga inilah terdapat alat kelamin betina berupa putik maupun alat kelamin jantan berupa benang sari yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan suatu tumbuhan.

Gambar 5. Penampang ujung batang
(Sumber : sainsmini.blogspot.com)
II. Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan sekunder hanya terjadi pada tumbuhan dikotil, yaitu pembentukan kambium yang terbentuk dari parenkim atau kolenkim. Jika sel kambium membelah ke arah luar, akan membentuk sel floem, sebaliknya jika sel kambium membelah ke arah dalam akan membentuk xilem. Xilem dan floem yang terbentuk dari aktivitas kambium disebut xilem sekunder dan floem sekunder. Pertumbuhan xilem dan floem tersebut menyebabkan batang bertambah besar dan tampak adanya lingkaran konsentris yang menunjukan pertumbuhan sekunder secara periodik. Lingkaran konsentris tersebut dinamakan lingkaran tahun. Lingkaran tahun yang terbentuk juga dipengaruhi oleh aktivitas pada musim kemarau dan musim penghujan.

Gambar 6. Lingkaran tahun
(Sumber : biologionline.info)
Pertumbuhan sekunder disebabkan oleh kegiatan meristem sekunder yang meliputi :
  • Kambium Gabus (Felogen), pertumbuhan felogen menghasilkan jaringan gabus. Jaringan gabus berperan sebagai pelindung, yaitu menggantikan fungsi epidermis yang mati dan terkelupas, juga merupakan bagian dari jaringan sekunder yang disebut periderm.
  • Kambium Fasis, berperan membentuk xilem sekunder ke arah dalam dan membentuk floem sekunder ke arah luar, selain itu juga menghasilkan sel-sel hidup yang berderet-deret menurut arah jari-jari dari bagian xilem ke bagian floem yang disebut jari-jari empulur. Bagian xilem lebih tebal dari pada bagian floem karena kegiatan kambium ke arah dalam lebih besar dari pada kegiatan ke arah luar.
  • Kambium Interfasis, merupakan kambium yang membentuk jari-jari empulur.
B. Perkembangan pada Tumbuhan
Organisme disebut telah dewasa apabila telah mampu berkembang biak secara generatif (kawin). Pada tumbuhan, hal itu ditandai dengan mulai munculnya bunga. Perkembangan juga berkaitan erat dengan perkembangbiakan. Perkembangbiakan bertujuan untuk melestarikan suatu jenis makhluk hidup agar tidak mengalami kepunahan. Pada umumnya perkembangbiakan pada tumbuhan dapat dibedakan atas dua cara, yaitu secara vegetatif (aseksual/tidak kawin) dan secara generatif (seksual/kawin).
Perkembangbiakan Tumbuhan Secara Vegetatif (Aseksual)
Yaitu terjadinya individu baru tanpa didahului oleh peleburan dua sel gamet. Berikut ini merupakan beberapa contoh perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif alami (tanpa adanya campur tangan manusia) :
  • Dengan menghasilkan spora vegetatif, misalnya pada tumbuhan paku, fungi, dan lumut.
Gambar 7. Perkembangbiakan dengan spora
 (Sumber : beatrixangel.blogspot.com)
  • Dengan rhizoma atau akar tinggal, misalnya pada irut, bunga tasbih, lengkuas, temulawak, dan kunyit.
Gambar 8. Perkembangbiakan dengan rhizoma
(Sumber : haumagenst.blogspot.com)
  • Dengan stolon atau geragih, misalnya pada pegagan, rumput teki, stroberi dan arbei.
Gambar 9. Perkembangbiakan dengan stolon
(Sumber : ipaedukasi-supena.blogspot.com)
  • Dengan umbi batang, misalnya pada kentang.
Gambar 10. Perkembangbiakan dengan umbi batang
(Sumber : ilmusiana.com)
  • Dengan umbi lapis, misalnya pada bawang merah.
Gambar 11. Perkembangbiakan dengan umbi lapis
(Sumber : sekolah-matematika-sains.blogspot.com)
  • Dengan tunas, misalnya pada bambu, tebu dan pisang.
Gambar 12. Perkembangbiakan dengan tunas
(Sumber : duniainformasisemasa3867.blogspot.com)
Perkembangbiakan Tumbuhan Secara Generatif (Seksual)
Yaitu terjadinya individu baru yang didahului dengan peleburan dua sel gamet. Peristiwa ini disebut pembuahan (fertilisasi). Pembuahan pada tumbuhan berbiji akan terjadi jika didahului oleh adanya proses penyerbukan (persarian) yang kemudian disusul dengan proses pembuahan.
  • Penyerbukan, merupakan sampainya serbuk sari pada tujuan. Pada tumbuhan Gymnospermae, tujuan serbuk sari adalah tetes penyerbukan, sedangkan pada tumbuhan Angiospermae, tujuan benang sari adalah kepala putik.
  • Pembuahan, penyerbukan akan menghasilkan individu baru apabila diikuti oleh pembuahan (fertilisasi). Pembuahan adalah peleburan antara sel kelamin jantan dengan sel kelamin betina. Pada tumbuhan berbiji dikenal ada dua macam pembuahan, yaitu pembuahan tunggal pada Gymnospermae dan pembuahan ganda pada Angiospermae.

Gambar 13. Penyerbukan dan proses pembuahan pada tumbuhan
(Sumber : kependidikan.com)
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan, yaitu :
I. Sifat Menurun atau Hereditas
Ukuran dan bentuk tubuh tumbuhan banyak dipengaruhi oleh sifat menurun atau sifat hereditas. Sifat tersebut adalah gen yang terdapat di dalam setiap kromosom yang ada di dalam inti sel.
II. Hormon
Hormon merupakan substansi kimia yang sangat aktif, yang tersusun atas senyawa protein. Hormon yang mempengaruhi pertumbuhan ini sering disebut juga zat tumbuh. Hormon tumbuh pertama kali ditemukan oleh seorang ahli botani asal Belanda yang bernama Friedrich August Ferdinand Went (1863-1935). Dia berpendapat bahwa hormon tumbuh merupakan zat yang penting dalam pertumbuhan tanaman. Tanpa adanya hormon tumbuh tak mungkin terjadi pertumbuhan. Hormon-hormon tumbuhan yang telah dikenal pada saat ini meliputi hormon auksin, giberalin, sitokinin, asam absisat, kalin, etilen, dan asam traumalin. Hormon-hormon tersebut mempunyai fungsinya masing-masing pada pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
III. Suhu atau Temperatur
Suhu optimum (15 derajat Celcius hingga 30 derajat Celcius) merupakan suhu yang paling baik untuk pertumbuhan. Suhu minimum (5 derajat Celcius hingga 10 derajat Celcius) merupakan suhu terendah di mana tumbuhan masih dapat tumbuh. Suhu maksimum (30 derajat Celcius hingga 38 derajat Celcius) merupakan suhu tertinggi di mana tumbuhan masih dapat tumbuh.
IV. Cahaya
Cahaya khususnya cahaya matahari memang mutlak diperlukan oleh semua tumbuh-tumbuhan hijau, tetapi pengaruhnya terhadap pertumbuhan perkecambahan tumbuhan adalah menghambat karena cahaya dapat menyebabkan zat tumbuh menjadi zat yang dapat menghambat pertumbuhan. Hal ini dapat dibuktikan apabila kita meletakkan dua kecambah, yang satu di tempat yang gelap dan yang satunya lagi di tempat yang terang. Dalam jangka waktu yang sama, kecambah di tempat gelap tumbuh lebih cepat tetapi tidak normal. Pertumbuhan yang amat cepat di dalam gelap disebut etiolasi.
V. Kelembapan 
Tanah dan udara yang lembap berpengaruh terhadap pertumbuhan tumbuhan. Pada keadaan lembap, banyak air yang diserap oleh tumbuhan dan sedikit penguapan yang terjadi sehingga mengakibatkan pertumbuhan menjadi cepat karena terjadinya pembentangan sel-sel, dengan demikian sel-sel lebih cepat mencapai ukuran maksimalnya.
VI. Air
Air mutlak diperlukan oleh tumbuhan untuk pertumbuhan. Air berfungsi untuk fotosintesis, mengaktifkan reaksi enzimatik, menjaga kelembapan dan membantu perkecambahan biji. Air dapat menjaga kelangsungan hidup tumbuhan.
VII. Oksigen
Berperan dalam pemecahan senyawa bermolekul besar (saat respirasi) agar menghasilkan energi yang diperlukan pada proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.

3. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Hewan
Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan pada hewan, penulis mengambil salah satu contoh hewan vertebrata yaitu katak. Seperti halnya tumbuhan, hewan pun mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan pada berbagai jenis hewan vertebrata berbeda-beda, ada yang cepat dan ada yang lambat. Berikut ini merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan pada katak :
a. Telur dibuahi di luar tubuh induk betina (fertilisasi eksternal).
b. Selubung telur membengkak dan mengalami pembelahan-pembelahan.
c. Zigot berkembang menjadi embrio dalam beberapa fase :
Fase morulla : 3-7 jam setelah pembuahan.
Fase blastula : 18 jam setelah pembuahan.
Fase gastrula : 34 jam setelah pembuahan.
Terbentuk lapisan embrional: 64 jam setelah pembuahan.Lapisan embrional terdiri atas 3 lapisan:
Ektoderm (lapisan luar), yang selanjutnya akan mengalami diferensiasi menjadi kulit, sistem
saraf, dan alat indera.
Mesoderm (lapisan tengah), yang selanjutnya akan mengalami diferensiasi menjadi otot,
rangka, alat peredaran darah, alat reproduksi, alat ekskresi, dan jaringan ikat.
Endoderm (lapisan dalam), yang akan mengalami diferensiasi menjadi saluran pencernaaan
dan kelenjar-kelenjarnya.
d. Telur menetas setelah berumur 6 hari menjadi berudu yang mempunyai tiga pasang insang luar.
e. Metamorfosa :
Terbentuk insang pada usia 8 hari.
Terbentuk tutup insang pada usia 12 hari.
Terbentuk tungkai belakang pada usia 2,5 bulan.
Terbentuk tungkai depan pada usia 3 bulan dan metamorfosa selesai.
f. Setelah berumur 1 tahun katak sudah dewasa.
Gambar 14. Pertumbuhan dan perkembangan katak
(Sumber : jagad.id)
Pada vertebrata yang pembuahannya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), embrio akan terlindung di dalam rahim induknya. Pada mamalia yang mempunyai plasenta, embrio yang dikandung mendapatkan makanan dari induknya dengan perantaraan plasenta tersebut. Lama pertumbuhan sampai menjadi fetus (masa kehamilan) antara hewan yang satu dengan hewan yang lainnya berbeda-beda. Biasanya makin besar tubuhnya makin lama masa hamilnya.

4. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Manusia
Proses pertumbuhan dan perkembangan pada manusia, secara singkat dapat digambarkan sebagai berikut :
I. Masa pembuahan sampai lahir
  • Setelah terjadi pembuahan, zigot akan segera membelah (tumbuh) dalam beberapa jam kemudian dan mengalami beberapa fase seperti pada vertebrata lainnya. Fase itu ialah morulla, blastula dan gastrula. Kemudian pada fase gastrula akan terbentuk jaringan embrional dan selanjutnya akan mengalami diferensiasi.
  • Minggu keempat, berukuran 0,6 cm. Organ tubuh yang penting sudah terbentuk dan sudah berfungsi. Jantung berbentuk pipa, otak merupakan bangunan yang menggumpal di daerah kepala, tangan dan kaki belum terbentuk.
  • Bulan kedua, berukuran 4 cm. Organ tubuh di bagian muka sudah terbentuk semua, tangan dan kaki telah terbentuk. Jantung telah sempurna. Alat kelamin dalam telah terbentuk. Sedangkan rangka yang telah terbentuk masih berupa tulang rawan.
  • Bulan ketiga, berukuran 7 cm. Pada usia ini seluruh organ telah terbentuk termasuk alat kelamin luar. Pada saat ini dan selanjutnya hanya sedikit terjadi perkembangan. Janin hanya mengalami pertumbuhan memanjang serta bertambah besar dan berat.
II. Masa setelah lahir
Begitu lahir, bayi segera bernapas. Paru-parunya mulai berfungsi dan darah berhenti mengalir melalui tali pusat. Pertumbuhan bayi sampai dewasa dipengaruhi oleh :
  • Hormon pertumbuhan, antara lain hormon pemacu pertumbuhan (growth stimulating hormone) dan hormon tiroksin.
  • Zat makanan, zat makanan sangat penting dalam proses pembelahan sel dan proses-proses yang lain.
  • Sifat hereditas, yaitu sifat menurun yang diwariskan dari kedua orang tuanya.
III. Masa Remaja
Pada masa ini, terutama pada masa puber, pertumbuhan kedua jenis anak menunjukkan pertumbuhan yang cukup cepat. Pada masa puber, alat kelamin sudah mampu menghasilkan sel kelamin. Pada wanita, ovarium mampu menghasilkan sel telur dan biasanya sudah mulai haid atau datang bulan. Pada masa puber ini wanita mengalami perubahan yang cukup besar, di mana bulu-bulu mulai tumbuh di sekitar alat kelamin dan ketiak, payudara bertambah besar, dan pinggulnya tumbuh membesar. Pada pria, datangnya masa puber lebih terlambat dibandingkan wanita. Datangnya masa puber pada pria biasanya ditandai dengan tumbuhnya penis dan testes, tumbuhnya bulu pada kumis dan jambang, tumbuhnya bulu di sekitar alat kelamin. Kemudian dada tampak menjadi lapang dan suara menjadi lebih besar.

IV. Masa Dewasa
Setelah akhir masa remaja, manusia mengalami masa dewasa. Pada masa ini pertumbuhan manusia sudah sampai pada puncaknya. Pada manusia dewasa, kerja otaknya berfungsi amat baik sehingga dapat memutuskan dan melaksanakan pilihan terbaik dalam hidupnya.

V. Manusia masa lanjut usia (Manula)
Usia manusia terus bertambah hingga memasuki masa manusia lanjut usia, yaitu setelah melewati usia 50 tahun. Pada masa ini merupakan masa akhir dari perkembangan seorang manusia. Pada masa manusia lanjut usia inilah kemampuan organ-organ tubuh manusia mulai mengalami penurunan, gerakan mulai lebih lambat dan lebih mudah lelah. Pada masa ini, seorang wanita akan mengalami menopause (berhentinya menstruasi) dan sudah tidak dapat melahirkan. Manusia usia lanjut perlu mendapat istirahat yang cukup untuk menjaga kondisi tubuhnya karena manusia usia lanjut rentan terserang penyakit yang disebabkan oleh menurunnya daya imun tubuh.
Gambar 15. Pertumbuhan dan perkembangan janin
(Sumber : rumushitung.com)
Gambar 16. Pertumbuhan dan perkembangan manusia dari bayi hingga manula
(Sumber : penjaskes.co.id)
Demikian yang dapat penulis bahas mengenai Pertumbuhan dan Perkembangan. Pola pertumbuhan dan perkembangan pada berbagai makhluk hidup berbeda, untuk itu bagi para pembaca disarankan untuk mencari dan membaca bahan rujukan yang lain untuk melengkapi bacaan ini.

Semoga bacaan di atas bermanfaat...
Terima kasih 🙏

     





    





Sunday, June 28, 2020

Reproduksi Sel

Tahukah kalian bahwa sel sebagai organisme terkecil melakukan berbagai aktivitas seperti makhluk hidup pada umumnya. Mereka melakukan respirasi, memperoleh makanan, dan bereproduksi, walaupun dengan cara yang berbeda. Untuk aktivitas terakhir, yaitu reproduksi, sel melakukannya dengan cara membelah diri. Setiap sel dapat memperbanyak diri membentuk sel-sel yang baru melalui proses pembelahan. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai reproduksi sel, simak ulasan di bawah ini !

1. Pembelahan Sel
     Sel bertambah banyak karena proses pembelahan. Setiap sel dapat memperbanyak diri membentuk sel-sel yang baru melalui proses pembelahan. Pada makhluk hidup bersel satu, pembelahan sel tersebut merupakan cara untuk berkembang biak. Misalnya pada bakteri atau protozoa, terjadi proses pembelahan sel dari satu sel menjadi dua, empat, delapan dan seterusnya.
     Pada makhluk hidup bersel banyak, reproduksi sel mengakibatkan bertambah banyaknya sel-sel tubuh dan demikian terjadilah pertumbuhan tubuh makhluk hidup. Misalnya, sel-sel pada tubuh anak kucing membelah diri mengakibatkan tubuh anak kucing bertambah besar. Selain itu, reproduksi sel juga menyebabkan dihasilkannya sel-sel gamet (sel kelamin),guna berlangsungnya proses perkawinan antar individu. Misalnya, setelah dewasa sel kelenjar kelamin kucing tersebut melakukan pembelahan membentuk sel-sel kelamin.
     Pada dasarnya, reproduksi sel dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu pembelahan sel secara langsung dan secara tak langsung. Pembelahan sel secara tak langsung dibedakan menjadi pembelahan mitosis dan pembelahan meiosis. Mitosis menghasilkan 2 sel anak yang identik satu sama lain dan identik pula dengan induknya dalam hal jumlah kromosom dan komposisi genetik. Meiosis menghasilkan 4 sel anak inti, masing-masing memiliki setengah jumlah kromosom induk dan dengan komposisi genetika berbeda. Meiosis merupakan bagian siklus hidup seksual.

2. Pembelahan Sel Secara Langsung
    Pada organisme uniseluler seperti bakteri, protozoa, dan ganggang bersel satu, terjadi proses pembelahan secara langsung yang artinya proses pembelahan itu tidak melalui tahapan-tahapan pembelahan. Pembelahan sel secara langsung dikenal juga sebagai pembelahan amitosis. Satu sel induk akan membelah secara langsung menjadi dua, dua menjadi empat, empat menjadi delapan dan seterusnya hingga sel itu bertambah banyak. Jadi, setiap sel membelah menjadi dua sel yang sama (identik) sehingga disebut juga sebagai pembelahan biner.
    Pada proses pembelahan langsung ini setiap sel anak mewarisi sifat-sifat induknya. Dengan kata lain, pembelahan langsung senantiasa menghasilkan keturunan yang identik. Prosesnya didahului oleh pembelahan inti menjadi dua, diikuti oleh pembelahan sitoplasma dan akhirnya sel itu terbagi menjadi dua sel anak. Perhatikan gambar di bawah ini !

Gambar 1. Pembelahan sel secara langsung
(Sumber : novarin88.blogspot.com)

3. Pembelahan Sel Secara Tak Langsung
    Pembelahan sel secara tak langsung adalah pembelahan sel melalui tahapan-tahapan tertentu. Tahapan-tahapan pembelahan itu diperlihatkan dengan penampakan yang berbeda-beda dari kromosom yang dikandungnya. Sebagaimana diketahui, di dalam inti sel terdapat benang-benang kromatin, yaitu benang-benang yang dapat menyerap zat pewarna lebih banyak sehingga bila diamati di bawah mikroskop tampak lebih jelas. Ketika sel akan membelah diri, benang-benang kromatin ini menebal dan memendek yang kemudian disebut kromosom. Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa kromosom merupakan benang pembawa sifat yang di dalamnya terdapat gen.
      Pada waktu sel sedang membelah diri, terjadi proses pembagian kromosom di dalamnya. Tingkah laku kromosom selama sel membelah dibedakan menjadi fase-fase pembelahan sel. Oleh karena pembelahan terjadi melalui fase-fase itulah maka disebut sebagai pembelahan tak langsung. Pada dasarnya, pembelahan sel secara tak langsung dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu pembelahan mitosis dan meiosis.

A. Mitosis
Proses pembelahan mitosis terjadi pada semua sel tubuh makhluk hidup, kecuali pada jaringan yang menghasilkan sel gamet. Proses pembelahan satu sel zigot menjadi sel tubuh yang banyak jumlahnya terjadi secara mitosis. Melalui mitosis terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan dan organ tubuh makhluk hidup.
Pada pembelahan mitosis, satu sel induk membelah diri menjadi dua sel anak yang mewarisi semua sifat sel induk. Kedua sel anak itu bersifat identik. Jika sel induk memiliki 2n kromosom, maka setiap sel anak akan memiliki 2n kromosom pula. Tujuan pembelahan mitosis adalah mewariskan semua sifat induk kepada kedua sel anaknya. Pewarisan sifat induk kepada kedua sel anaknya terjadi secara bertahap, fase demi fase. Fase-fase tersebut adalah profase, metafase, anafase, telofase, dan interfase.

I. Profase
Profase atau fase awal adalah tahapan ketika sel akan membelah diri. Tanda-tanda fase ini adalah sebagai berikut :
  • Benang-benang kromatin yang semula berbentuk seperti jala berubah semakin menebal dan memendek menjadi kromosom. Pada fase ini kita dapat menghitung jumlah pasangan kromosom di dalam sel. Benang-benang kromosom tersebut berpasangan. Tiap-tiap benang kromosom menggandakan diri sehingga membentuk struktur simetris yang disebut sebagai kromatid. Jadi, jumlah benang kromosom menjadi dua kali lipat. Kromatid tersebut saling berhubungan melalui suatu bentukan yang bulat yang disebut sentromer.
  • Membran nukleus melebur sehingga sel tidak memiliki membran inti. Nukleolus (anak inti) tidak tampak lagi yang berarti kegiatan transkripsi (DNA mengkopi diri membentuk RNA) tidak berlangsung lagi.
  • Pada sel hewan terdapat sentriol yang membelah diri kemudian memisah, masing-masing menuju ke kutub. Dari kutub, sentriol membentuk benang-benang spindel yang menghubungkan kedua kutub sel. Melalui benang spindel inilah nantinya tiap-tiap kromosom berjalan menuju kutub masing-masing. Perhatikan gambar fase profase di bawah ini :
Gambar 2. Profase
(Sumber : berbagaireview.com)
II. Metafase
Ciri penting dari metafase adalah terjadinya pembagian kromatid di daerah ekuator. Adapun ciri-ciri metafase adalah sebagai berikut :
  • Kromatid terletak di bidang ekuator, menggantung pada benang spindel melalui sentromer. Pada metafase, tampak adanya dua kromatid hasil penggandaan pada profase (satu kromatid mengandung satu bendel/set kromosom) yang sedang mengalami pembagian menjadi dua. Tiap-tiap sel anak akan mendapatkan satu kromatid.
  • Benang-benang spindel tampak semakin jelas.
Gambar 3. Metafase
(Sumber : ilmuwiki.com & alamhutagg16.wordpress.com)

III. Anafase
Proses pembagian kromatid di daerah ekuator dilanjutkan dengan membawa semua kromosom itu ke kutub masing-masing. Dengan demikian, ciri penting dari anafase adalah adanya satu kromatid (berisi satu set kromosom) yang sedang bergerak menuju ke kutub masing-masing. Sebagaimana diuraikan sebelumnya, yang menyebabkan kromosom itu bergerak ke kutub adalah benang-benang spindel. Jumlah benang kromosom yang menuju ke kutub yang satu sama dengan yang menuju ke kutub yang lain. Jadi, jika sel induk memiliki 2n kromosom, setiap sel anak akan memperoleh 2n kromosom.
Gambar 4. Anafase
(Sumber : utakatikotak.com)
IV. Telofase
Fase ini merupakan fase akhir pembelahan dengan ciri-ciri sebagai berikut :
  • Benang-benang kromosom sudah berada di daerah kutub masing-masing, yang semakin lama semakin menipis, kemudian berubah menjadi benang-benang kromatin yang tipis.
  • Membran nukleus mulai terbentuk.
  • Nukleolus mulai muncul kembali.
  • Pada bidang ekuator terbentuk penebalan plasma, yang selanjutnya akan membagi sel menjadi dua. Maka terbentuklah dua sel anak yang identik.
   

     Gambar 5. Telofase
                                                  (Sumber : nafiun.com & hisham.id)

V. Interfase
Fase ini merupakan fase antara yang merupakan periode antara mitosis yang satu dengan yang lain. Interfase bukan fase istirahat karena justru pada fase ini metabolisme sel giat dilakukan. Meskipun tingkah laku kromosom tidak tampak karena berbentuk benang-benang kromatin yang halus, sel anak yang baru terbentuk itu melakukan metabolisme. Sel perlu tumbuh dan melakukan berbagai sintesis sebelum memasuki proses pembelahan berikutnya. Kegiatan sel pada saat interfase adalah mula-mula sel mengalami pertumbuhan primer, kemudian melakukan sintesis, dan selanjutnya mengalami pertumbuhan sekunder. Penjelasannya adalah sebagai berikut :
a. Fase Pertumbuhan Primer (Growth 1 disingkat G1)
Sel yang terbentuk mengalami pertumbuhan tahap pertama. Organel-organel yang ada di dalam sel, seperti mitokondria, retikulum endoplasma, kompleks golgi, dan organel lainnya memperbanyak diri guna menunjang kehidupan sel.

b. Fase Sintesis (disingkat S)
Pada tahap ini, sel melakukan sintesis terutama sintesis materi genetik. Materi genetik adalah bahan-bahan yang akan diwariskan kepada keturunannya. Materi genetik yang disintesis adalah DNA.

c. Fase Pertumbuhan Sekunder (Growth 2 disingkat G2)
Menjelang mitosis berikutnya, sel melakukan pertumbuhan kedua dengan memperbanyak organel-organel yang dimilikinya. Hal ini dimaksudkan agar organel-organel itu dapat diwariskan kepada setiap sel keturunannya. Dengan demikian, sel mengalami daur sel (siklus sel) seperti diagram berikut:

Gambar 6. Siklus mitosis
(Sumber : nafiun.com)
B. Meiosis
      Meiosis biasanya hanya berlangsung pada organ reproduksi, yakni ketika organ reproduksi akan menghasilkan sel-sel gamet. Proses pembentukan sperma pada organ reproduksi jantan disebut spermatogenesis, sedangkan proses pembentukan ovum pada organ reproduksi betina disebut oogenesis.
      Pada pembelahan meiosis, satu sel induk membelah dua kali sehingga dihasilkan empat sel anak. Setiap sel anak yang dihasilkan hanya mendapatkan separo dari kromosom sel induk. Jadi, jika sel induk memiliki 2n kromosom, maka tiap-tiap sel anak memperoleh n kromosom (disebut sel haploid). Tujuan pembelahan meiosis adalah untuk menghasilkan sel anak yang memiliki separo dari sifat sel induknya. Jika terjadi peleburan antara sel gamet jantan dan betina, akan terbentuk satu sel zigot yang memiliki 2n kromosom (disebut sel diploid), yakni membawa separo dari sifat induk jantan dan separo dari sifat induk betina.
    Proses pembelahan meiosis berlangsung didahului oleh meiosis I (pembelahan reduksi) dan kemudian dilanjutkan oleh meiosis II. Pada meiosis I, berlangsung tahap-tahap profase I, metafase I, anafase I, dan telofase I. Hasil telofase I adalah dua sel anak yang haploid. Selanjutnya sel anak tersebut melakukan meiosis II dengan tahap-tahap profase II, metafase II, anafase II, dan telofase II. Pada akhir telofase II dihasilkan empat sel anak yang haploid.
       Setiap fase pada meiosis memiliki ciri-ciri tersendiri. Ciri-ciri itu berupa tingkah laku kromosom yang hampir sama dengan pembelahan mitosis. Namun karena adanya beberapa perbedaan, maka akan diuraikan secara singkat ciri-ciri setiap fase tersebut.
1. Meiosis I
a. Profase It
Didalam pembelahan meiosis, tahap profase merupakan periode panjang dan penting. Benang-benang kromatin semakin tebal dan pendek, membentuk kromosom. Kromosom menggandakan diri, jumlahnya dua kali lipat. Kromosom yang homolog berpasangan membentuk sinapsis. Pasangan kromosom yang homolog itu tersusun atas 4 kromatid sehingga disebut tetrad. Karena kromatid saling menempel, maka ada kemungkinan terjadi tukar-menukar gen antara kromatid-kromatid tersebut. Peristiwa tukar-menukar gen ini disebut pindah silang.

b. Metafase I
Pasangan kromosom homolog/tetrad berada di daerah ekuator. Pasangan kromosom homolog itu mengatur diri di daerah ekuator sehingga separo dari pasangan kromosom homolog mengarah ke kutub yang satu dan separo pasangan kromosom homolog mengarah ke kutub yang lain. Sentromer menuju ke kutub dan mengeluarkan benang-benang spindel.

c. Anafase I
Kromosom bergerak menuju ke kutub masing-masing. Tidak seperti pada mitosis yang mengalami pembelahan sentromer, pada meiosis tidak terjadi pembelahan sentromer. Akibatnya, setiap kromosom yang bergerak menuju ke kutub itu masih mengandung dua kromatid atau masih berpasangan.

d. Telofase II
Setelah kromosom yang berpasangan itu tiba  di kutub masing-masing, terbentuklah membran nukleus, yang diikuti pula oleh proses sitokinesis (pembagian sitoplasma). Kini terbentuk dua sel anak, setiap sel anak mengandung n kromosom sehingga pada akhir telofase I terbentuk dua sel anak yang haploid. Pada saat ini, sel sudah siap memasuki pembelahan meiosis II.

Gambar 7. Proses pembelahan meiosis I
(Sumber : berbagaireview.com)
2. Meiosis II
Meiosis II mirip dengan mitosis. Tahapan selengkapnya adalah sebagai berikut :
a. Profase II
Pada fase awal, benang kromatin menebal dan memendek membentuk kromosom. Pada fase ini tidak terjadi proses penggandaan kromosom sehingga jumlah set kromosom tetap.

b. Metafase II
Kromosom mengumpul di daerah ekuator. Separo kromosom mengarah ke kutub masing-masing. Sentromer terbagi dua, masing-masing mengarah ke kutub, sebagai tempat melekatnya kromosom pada benang-benang spindel.

c. Anafase II
Kromosom bergerak menuju ke kutub masing-masing.

d. Telofase II
Setelah kromosom sampai di kutub masing-masing, terbentuklah membran inti. Tiap-tiap inti mengandung n kromosom (sel haploid). Akhirnya diikuti oleh proses sitokinesis sehingga seluruhnya terbentuk empat sel anak haploid.

Gambar 8. Proses pembelahan meiosis II
(Sumber : berbagaireview.com)
Untuk lebih memahami tentang meiosis I dan meiosis II, perhatikan gambar di bawah ini :

Gambar 9. Proses pembelahan meiosis I dan II
(Sumber : brainly.co.id)
Jadi, berdasarkan uraian di atas, perbedaan antara pembelahan mitosis dengan meiosis dapat ditunjukkan oleh tabel berikut ini :

Gambar 10. Tabel perbedaan pembelahan mitosis dan meiosis
(Sumber : biologitopibiru.blogspot.com)
4. Proses Pembentukan Gamet (Gametogenesis)
Proses pembentukan sel gamet disebut gametogenesis. Dalam peristiwa ini terjadi proses pembelahan meiosis. Gametogenesis berlangsung pada jaringan kelenjar kelamin. Proses pembentukan sperma disebut spermatogenesis dan proses pembentukan ovum disebut oogenesis.

A. Spermatogenesis
      Spermatogenesis merupakan proses pembentukan sperma yang terjadi di dalm testis. Sel kelamin jantan atau spermatozoid (sering disingkat sperma) berbentuk kecil, lonjong, berflagela, dan secara keseluruhan bentuknya menyerupai kecebong. Flagela tersebut digunakan sebagai alat gerak di dalam medium cair. Organ penghasil sperma disebut testis. Pada mamalia, testis terdapat pada hewan jantan sebagai buah pelir atau buah zakar. Buah pelir pada manusia berjumlah sepasang.
    Di dalam testis terdapat saluran-saluran kecil (tubulus seminiferus) dan pada dinding saluran sebelah dalam itulah terjadi proses spermatogenesis. Pada bagian tersebut terdapat sel-sel induk sperma yang disebut spermatogonium. Spermatogonium mengalami mitosit menjadi spermatosit primer (sel sperma primer). Selanjutnya, satu spermatosit primer mengalami meiosis I menjadi dua sel spermatosit sekunder (haploid). Tiap-tiap sel spermatosit sekunder mengalami meiosis II sehingga terbentuk 4 sel spermatid yang sama besar dan haploid. Mula-mula spermatid berbentuk bulat, kemudian tumbuh menjadi sel sperma yang berflagela dan dapat bergerak aktif. Jadi, dari satu spermatosit primer akan dihasilkan dua spermatosit sekunder dan akhirnya terbentuk 4 sel sperma. Tahapan spermatogenesis dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 11. Spermatogenesis
(Sumber : pak.pandeni.web.id)
B. Oogenesis
      Sel telur atau ovum adalah sel kelamin betina. Bentuknya lebih besar dari pada sperma dan tidak dapt bergerak (pasif). Sel telur dihasilkan oleh sepasang ovarium atau kelenjar telur, kiri dan kanan. Berbeda dengan testis yang berada di luar badan, ovarium berada di dalam rongga tubuh, di sekitar pinggang.
      Proses oogenesis berlangsung di dalam ovarium dan didahului oleh pembelahan mitosis sel induk ovum (oogonium). Hasil pembelahan adalah oosit primer. Pada proses meiosis I, oosit primer membelah menjadi dua sel yang tidak sama, yaitu satu sel berukuran besar disebut oosit sekunder dan satu sel lagi berukuran kecil disebut badan kutub pertama (polar body). Pada proses meiosis II, oosit sekunder membelah menjadi dua sel yang tidak sama besarnya. Satu sel berukuran besar disebut ootid yang mengandung nukleus, semua kuning telur, dan sitoplasma sel. Sedangkan satu sel yang lain berukuran kecil dan hanya mengandung nukleus yang disebut dengan badan kutub kedua. Badan kutub pertama juga mengalami meiosis II membentuk dua sel kecil badan kutub kedua. Dengan demikian pada akhir meiosis II terbentuk 4 buah sel, yaitu satu sel yang besar yang disebut ootid dan tiga sel kecil yang disebut badan kutub.
      Ootid dapat tumbuh menjadi ovum dewasa tanpa mengalami pembelahan sel lagi. Sementara itu tiga sel badan kutub yang berukuran kecil mengalami degenerasi (penyusutan) dan tidak berfungsi, sehingga pada akhir proses oogenesis hanya tinggal satu sel ovum yang fungsional. Satu sel ovum yang tersisa mengandung nukleus, kuning telur, sitoplasma, ribosom, dan organel sel lainnya dalam jumlah yang cukup. Keadaan yang demikian penting untuk proses pertumbuhan zigot kelak dikemudian hari.
    Berbeda dengan individu jantan yang setiap kali dapat mengeluarkan sperma dalam jumlah banyak, individu betina biasanya hanya menghasilkan satu ovum dalam setiap ovulasi. Pada beberapa mamalia, misalnya tikus, kelinci, dan kambing, individu betina dapat mengahasilkan ovum lebih dari satu. Ovulasi lebih dari satu dapat terjadi pada ovarium sebelah kiri dan atau kanan atau secara bersamaan. Tahapan oogenesis dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 12. Oogenesis
(Sumber : edutafsi.com)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa reproduksi sel merupakan cara untuk melestarikan diri dengan jalan memperbanyak sel-sel baru (organisme uniseluler). Pada organisme bersel banyak (multiseluler) reproduksi sel tubuh (sel soma) menyebabkan tubuh makhluk hidup mengalami pertumbuhan dan juga dapat mengganti sel yang rusak (pada pembelahan mitosis). Reproduksi sel gamet (pada pembelahan meiosis) berfungsi membentuk sel kelamin (gametogenesis) dan reproduksi sel juga berhubungan dengan pewarisan sifat. Sifat makhluk hidup tersimpan di dalam kromosom dalam bentuk sepenggal DNA yang dikenal sebagai gen. Agar sifat-sifat induk dapat diwariskan kepada keturunannya, maka diperlukan mekanisme pembagian gen. Mekanisme pembagian gen pembawa sifat itu berlangsung pada proses pembelahan mitosis dan meiosis.

Semoga bacaan di atas bermanfaat
Terima kasih 🙏

Saturday, June 20, 2020

SEL

Hai sobat, adakah diantara kamu yang gemar belajar Biologi? Pada prinsipnya,Biologi mempelajari tentang makhluk hidup dan hal-hal yang berkaitan dengan makhluk hidup tersebut,misalnya saja tentang aktivitas yang dilakukan oleh tubuh. Seluruh aktivitas yang dilakukan tubuh sebenarnya merupakan bentuk kerja dari seluruh organ di dalamnya,misalnya saja hati, paru-paru, jantung, ginjal dan masih banyak lainnya. Lalu, bagaimana cara organ-organ itu bekerja ? Untuk menjawabnya, kita harus memahami terlebih dahulu tentang bagian terkecil dari tubuh makhluk hidup karena di situlah letak komando seluruh aktivitas di dalam tubuh. Bagian terkecil apa yang dimaksud ? Pada pokok bahasan kali ini, penulis akan membahas tentang sel,yaitu bagian terkecil dari makhluk hidup yang mampu melaksanakan aktivitas kehidupan. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang sel, mari baca dan pahami ulasan di bawah ini !

1. Sejarah Mengenai Penemuan Sel
  • Robert Hooke (Tahun 1665)
Sejarah penemuan sel diawali pada tahun 1665. Saat itu, seorang ahli biologi kebangsaan Belanda yang bernama Robert Hooke mengamati sebuah sayatan gabus batang tanaman Quercus suber menggunakan mikroskop rancangannya. Dari pengamatan itu,ia kemudian menemukan adanya banyak ruang kosong dengan dinding tebal sebagai pembatasnya. Ruang-ruang kosong yang ditemukan Hooke ini ia namai dengan istilah Cellulae atau sel. Sel yang ditemukan oleh Robert Hooke sebenarnya adalah sel-sel gabus mati. Meskipun demikian, hasil kerja Robert Hooke inilah yang kemudian membuka sejarah penemuan sel sehingga menjadi pioner dalam perkembangan teori dan teknologi sel di masa kini.
  • Antonie van Leeuwenhoek (Tahun 1632-1723)
Hasil kerja Robert Hooke telah menarik minat Antonie van Leeuwenhoek untuk mempelajari lebih dalam tentang rahasia kehidupan terkecil di muka bumi ini. Ia merancang mikroskop kecil berlensa tunggal untuk memuluskan niatnya. Mikroskop tersebut ia gunakan untuk mengamati air rendaman jerami. Dari pengamatan yang dilakukannya, Antonie menemukan adanya organisme yang bergerak-gerak dalam air yang diamatinya itu. Organisme tersebut kemudian dinamai dengan istilah bakteri. Karena pengamatan tersebut,Antonie van Leeuwenhoek dianggap sebagai orang pertama yang menemukan sel hidup dalam sejarah penemuan sel.
  • Schleiden dan Schwann (Tahun 1804-1882)
Schleiden mengamati sel pada hewan dan Schwann mengamati sel pada tumbuhan. Keduanya menyimpulkan bahwa makhluk hidup tersusun atas sel-sel (sel merupakan unit struktural).
  • Robert Brown (Tahun 1812)
Menemukan adanya inti sel (nukleus) di dalam sel.
  • Rudolph Virchow (Tahun 1821-1902)
Rudolph Virchow juga melakukan penelitian mendalam terhadap ilmu sel.Dari penelitian tersebut ia mengemukakan teori Omnis cellula ex cellulae yang artinya semua sel berasal dari sel sebelumnya.
  • Max Schultze (Tahun 1825-1874)
Penelitian mendalam tentang sel dilanjutkan oleh Max Schultze di tahun 1845. Penelitian yang membuka babak baru dalam sejarah penemuan sel tersebut menghasilkan teori bahwa dalam sel terdapat bagian bernama protoplasma. Protoplasma adalah dasar fisik kehidupan yang bukan hanya bagian struktur sel, melainkan juga sebagai tempat berlangsungnya reaksi-reaksi biokimia kehidupan.
  • Felix Dujardin (Tahun 1835)
Ahli biologi Belanda ini menemukan adanya cairan sel yang terdapat di dalam membran sel. Cairan tersebut kini kita kenal dengan istilah protoplasma.
  • Johannes Purkinje (Tahun 1787-1869) 
Ahli biologi yang menjadi orang pertama pengaju istilah Protoplasma.
2. Pengertian Sel
Sel merupakan unit atau bagian terkecil dari makhluk hidup yang mampu melaksanakan akivitas kehidupan. Atau sel adalah kesatuan struktural, fungsional, pertumbuhan dan hereditas terkecil dari suatu organisme. Sel disebut kesatuan struktural karena sel merupakan penyusun tubuh makhluk hidup dan setiap makhluk hidup terdiri atas sel-sel. Disebut fungsional karena sel mempunyai bagian-bagian (organel) yang mempunyai fungsi masing-masing dan dapat saling bekerja sama untuk melaksanakan aktivitas kehidupan. Disebut pertumbuhan karena sel di dalam tubuh dapat membelah dan terus-menerus memperbanyak diri melalui suatu proses pembelahan sel (cleavage). Disebut hereditas karena sel mengandung materi genetik, yaitu materi penentu sifat-sifat makhluk hidup.
3. Protoplasma sebagai Bahan Penyusun Utama Sel
Pada tahun 1835 Felix Dujardin menyatakan bahwa bagian yang penting dari sel ialah cairan yang terdapat di dalam sel. Johannes Purkinje (Tahun 1787-1869) adalah orang yang pertama kali memberikan istilah protoplasma untuk bahan-bahan embrional di dalam telur. Selanjutnya, istilah protoplasma digunakan untuk cairan yang terdapat di dalam sel yang hidup.  Protoplasma berasal dari bahasa Yunani protos yang berarti pertama dan plasma yang berarti hal terbentuk. Protoplasma adalah substansi dasar makhluk hidup yang merupakan bahan utama pembentuk isi sel yang hidup. Pada eukariota, protoplasma yang mengelilingi inti sel dikenal sebagai sitoplasma dan protoplasma yang terdapat di dalam inti sel disebut sebagai nukleoplasma. Ada dua kandungan utama dari protoplasma, yaitu kandungan senyawa organik dan senyawa anorganik. Senyawa organik yang menyusun protoplasma berupa karbohidrat, lemak, protein, air dan asam nukleat.Sedangkan senyawa anorganiknya terdiri atas asam, basa dan garam-garam mineral.
4. Tipe-Tipe Sel
    Secara struktural, sel dibagi menjadi dua jenis, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik.
a. Sel Prokariotik
Sel prokariotik merupakan sel yang tidak memiliki membran inti, sehingga materi genetik di dalamnya belum terpisah dengan bagian sel lainnya. Contoh organisme yang memiliki sel prokariotik adalah Archaebacteria, Eubacteria dan Cyanobacteria. Selain inti sel, sel prokariotik memiliki dinding sel, membran plasma, sitoplasma, mesosom, ribosom dan organel pergerakan.

b. Sel Eukariotik
Sel eukariotik merupakan sel yang sudah memiliki membran inti. Hal ini terbukti dengan sudah terbungkusnya DNA serta RNA dengan membran inti, sehingga terpisah dengan organel sel lainnya. Sel hewan dan sel tumbuhan merupakan tipe sel eukariotik.

Gambar 1. Perbedaan Sel Prokariotik dengan Sel Eukariotik
(Sumber : kompasiana.com)
5. Organel-Organel Sel
a. Dinding Sel
Dinding sel merupakan bagian terluar dan tak hidup yang hanya terdapat pada sel tumbuhan. Bagian ini tidak ditemukan pada sel hewan.

Gambar 2. Tampak adanya dinding sel pada sel tumbuhan
(Sumber : dosenpendidikan.co.id)
Dinding sel berfungsi untuk melindungi dan untuk menguatkan sel. Sebagian besar zat pembentuk dinding sel adalah berupa selulosa, yaitu sejenis karbohidrat yang hanya dibentuk oleh sel tumbuhan. Di samping selulosa masih ada zat lain yakni pektin dan lignin yang dapat menyebabkan dinding sel menjadi keras.

b. Membran Plasma/Membran Sel
Pada sel tumbuhan, membran ini terdapat di sebelah dalam dinding sel. Sedangkan pada sel hewan, ia merupakan pembungkus seluruh plasma. Membran plasma terbentuk dari senyawa protein dan lipid, sehingga sering disebut selaput lipoprotein. 


Gambar 3. Struktur membran sel
(Sumber : markijar.com)
Salah satu fungsi membran sel adalah untuk mengatur peredaran zat dari sel dan ke dalam sel. Zat-zat makanan dan udara yang diperlukan oleh sel masuk melalui membran inti. Sebaliknya, zat sampah yang tidak berguna lagi dikeluarkan juga melalui membran inti.

c. Sitoplasma
Gambar 4. Sitoplasma
(Sumber : usaha321.net)

Sitoplasma adalah cairan yang mengisi ruangan antara membran sel dengan inti sel. Sitoplasma tersusun atas cairan dan padatan. Cairan sitoplasma disebut sitosol dan padatan sitoplasma adalah organel-organel. Semua zat yang diperlukan sel akan larut dan bergerak di dalam sitoplasma. Sitoplasma berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan-bahan kimia yang penting bagi metabolisme sel, seperti enzim-enzim, ion-ion, gula, lemak, dan protein. Di dalam sitoplasma itulah berlangsung kegiatan pembongkaran dan penyusunan zat-zat melalui reaksi-reaksi kimia.



d. Nukleus
Nukleus atau inti sel adalah organel sel yang berbentuk oval atau bulat dan merupakan organel terbesar di dalam sel. Inti sel tersusun atas protein, enzim dan bahan-bahan pembawa sifat menurun. Nukleus merupakan pengatur seluruh kegiatan hidup dari sel, termasuk proses perkembangbiakan. Umumnya setiap sel mengandung sebuah inti. Namun demikian ada sel yang tidak berinti, misalnya sel darah mamalia dan ada pula sel yang mengandung lebih dari satu inti, misalnya pada sel otot lurik. Pada Paramaecium, setiap selnya bahkan selalu mengandung dua buah nukleus. Nukleus (inti sel) merupakan bagian yang sangat penting. Tanpa inti tersebut, sel tidak akan mampu memperbaiki dirinya yang rusak dan juga tidak mampu berkembang biak. Di dalam nukleus ini terdapat lagi bermacam-macam organel, seperti :
Membran Nukleus
Setiap inti dibungkus oleh sebuah selaput ganda, tipis yang disebut membran nukleus atau membran inti. Membran rangkap nukleus terdiri atas membran luar dan membran dalam. Membran luar berhubungan langsung dengan retikulum endoplasma dan akhirnya ke membran sel. Jadi antara membran sel dengan membran nukleus terdapat hubungan secara langsung melalui membran retikulum endoplasma.

Nukleoplasma
Matriks nukleus disebut nukleoplasma. Nukleoplasma tersusun atas air, protein, ion, enzim dan asam inti. Nukleoplasma bersifat gel, di dalamnya terdapat benang-benang kromatin (benang penyerap warna). Pada proses mitosis, benang kromatin itu tampak memendek dan disebut kromosom. Benang kromatin tersusun atas protein dan DNA. Di dalam benang DNA inilah tersimpan informasi kehidupan. DNA akan mentranskripsi diri (mengkopi diri) menjadi RNA yang selanjutnya akan dikeluarkan ke sitoplasma. Hal ini akan dibahas lebih mendalam pada pokok bahasan berikutnya.

Nukleolus
Nukleolus (anak inti) terbentuk pada saat terjadi proses transkripsi (sintesis RNA) di dalam nukleus. Jika proses transkripsi berhenti, nukleolus menghilang atau mengecil. Jadi, nukleolus bukan merupakan organel yang tetap, melainkan sebagai suatu tanda bahwa sel sedang melakukan transkripsi.
Gambar 5. Nukleus dan komponen penyusun nukleus
(Sumber : nafiun.com)
e. Retikulum Endoplasma (RE)
Gambar 6. Retikulum endoplasma
(Sumber : alendrompis.wordpress.com)
Retikulum berasal dari kata reticular yang berarti anyaman benang/jala. Letaknya yang memusat pada bagian dalam sitoplasma (endoplasma) membuatnya dinamakan sebagai retikulum endoplasma. Membran retikulum endoplasma merupakan kelanjutan dari membran nukleus hingga ke membran plasma. Dengan adanya sistem endomembran ini, maka terbentuk lumen menyerupai "terowongan" yang menghubungkan nukleus dengan bagian luar sel. Retikulum endoplasma terbagi menjadi dua macam, yaitu RE kasar dan RE halus. Retilukulum endoplasma kasar tampak berbintil-bintil karena ditempeli ribosom sedangkan retikulum endoplasma tidak ditempeli ribosom. Retikulum endoplasma berfungsi sebagai tempat melekatnya ribosom, tempat sintesis lemak, penetralan racun dan untuk transpor materi di dalam sel.

f. Ribosom
Ribosom tersusun atas RNA-ribosom (RNA-r) dan protein. Menurut bentuknya, ribosom terdiri dari unit besar dan unit kecil yang masing-masing berbentuk bulat. Jika keduanya bergabung maka akan terbentuk ribosom yang mirip angka delapan. Ribosom ada yang menempel pada membran retikulum endoplasma dan ada pula yang melayang-layang di dalam sitoplasma. Fungsinya sama yaitu untuk mensintesis protein. Hanya saja, umumnya ribosom yang menempel pada retikulum endoplasma berfungsi mensintesis protein untuk dibawa keluar sel melalui retikulum endoplasma dan kompleks golgi. Sedangkan ribosom yang melayang-layang di dalam sel berfungsi mensintesis protein untuk keperluan di dalam sel.
Gambar 7. Ribosom
(Sumber : rumusguru.com)
g. Kompleks Golgi/Badan Golgi
Gambar 8. Kompleks Golgi
(Sumber : quipper.com)

Organel ini ditemukan oleh sarjana Italia bernama Camillio Golgi. Oleh karena itulah organ ini disebut Golgi apparatus atau badan golgi. Badan golgi adalah organel sel yang berbentuk kantung pipih. Banyak dijumpai pada sel-sel kelenjar, sehingga badan golgi berperan dalam proses pengeluaran (ekskresi). Badan golgi disebut juga sebagai organel sekretori.



h. Mitokondria
Mitokondria merupakan penghasil energi karena berfungsi untuk respirasi. Bentuk mitokondria beraneka ragam, namun secara umum dapat dikatakan bahwa mitokondria berbentuk butiran atau benang. Penyebaran dan jumlah mitokondria di dalam sel tidak sama tergantung pada aktivitas sel yang bersangkutan. Mitokondria memiliki dua membran, yaitu membran luar dan membran dalam. Struktur membran luar mirip dengan membran plasma. Pada membran dalam terjadi pelekukan ke arah dalam membentuk krista. Dengan adanya krista ini, permukaan membran dalam menjadi semakin luas sehingga proses respirasi sel semakin efektif. Proses respirasi berlangsung pada membran dalam mitokondria (pada krista) dan matriks. Hasil oksidasi senyawa organik di dalam mitokondria adalah energi yang berfungsi untuk membentuk ATP.


Gambar 9. Mitokondria
(Sumber : avkimia.com)
i. Vakuola
Vakuola merupakan organel yang berbentuk kantong dan berisi cairan yang diselubungi membran tunggal.Vakuola dimiliki oleh sel tumbuhan dan hewan uniseluler tingkat rendah,seperti protozoa. Vakuola berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan, menyimpan pigmen, menyimpan gas dan menyimpan sisa metabolisme.
Gambar 10. Vakuola pada tumbuhan dan vakuola pada hewan (Paramecium)
(Sumber : quipper.com)

j. Lisosom
Gambar 11. Lisosom
(Sumber : seputarilmu.com)
Lisosom senantiasa bekerja sama dengan vakuola makanan karena dia adalah organel yang bertanggung jawab pada pembentukan enzim pencernaan. Enzim pencernaan ini sangat diperlukan oleh vakuola makanan yang berfungsi untuk menyelenggarakan pencernaan makanan. Bentuk lisosom seperti kantong dan banyak mengandung enzim hidrolitik yang penting untuk pemecahan molekul karbohidrat, lipid dan protein menjadi senyawa yang lebih sederhana. Di samping itu lisosom juga berfungsi sebagai penghasil zat kebal, maka sering banyak ditemukan pada leukosit (sel darah putih). Lisosom hanya ditemukan pada sel hewan.



k. Sentriol
Gambar 12. Sentrosom
(Sumber : materi.co.id)
Sentriol terdiri atas sepasang badan berbentuk tabung (silinder) dan merupakan suatu kesatuan yang disebut sentrosom. Sentriol berisi sekelompok mikrotubula yang terdiri atas 9 triplet, terletak di dekat nukleus. Sentriol ini berperan penting dalam proses pembelahan sel. Sebelum sel membelah, sentriol membelah terlebih dahulu, kemudian dari kedua sentriol tersebut terbentuklah benang-benang gelendong pembelahan.



l. Mikrotubulus dan Mikrofilamen
Di dalam sitoplasma sel-sel hewan, khususnya hewan tingkat rendah, terdapat benang-benang silindris yang tersusun atas protein. Benang itu disebut mikrotubulus. Para ahli sitologi menduga bahwa organel ini berfungsi untuk mempertahankan bentuk dari sel hewan, tapi ada yang menganggapnya sebagai "rangka" sel. Termasuk ke dalam mikrotubulus adalah benang gelendong pembelahan yang terbentuk pada saat sel akan membelah. Bangunan yang lebih kecil dari mikrotubulus yang tersusun atas protein adalah mikrofilamen. Ia sangat berperan dalam menentukan perubahan bentuk sel. Perubahan bentuk sel otot karena proses kontraksi-relaksasi juga disebabkan oleh aktivitas mikrofilamen ini. Di samping itu, mikrofilamen juga berperan serta dalam pergerakan protoplasma. Mikrotubulus dan mikrofilamen berperan dalam pergeran sel.

Gambar 13. Mikrotubulus dan Mikrofilamen
(Sumber : brainly.co.id)
m. Plastida
Plastida merupakan organel yang hanya dimiliki oleh sel tumbuhan, berupa butir-butir yang mengandung zat warna. Plastida terbagi menjadi tiga macam, yaitu :
Kromoplas
Adalah plastida yang memiliki pigmen merah, biru, cokelat, jingga dan kuning. Plastida jenis ini bisa ditemukan pada sel bunga, buah-buahan masak dan daun yang mulai menua.
Leukoplas
Adalah plastida yang tidak mengandung pigmen warna. Plastida jenis ini terdapat pada sel-sel embrional, empulur batang dan bagian tumbuhan di dalam tanah yang berwarna putih.
Kloroplas
Adalah plastida yang mengandung klorofil. Di dalam kloroplas terdapat tilakoid, yaitu tempat untuk menyimpan unit fotosintesis dan stroma, yaitu cairan di luar tilakoid.

Gambar 14. Struktur Kloroplas
(Sumber : seputarilmu.com)
6. Perbedaan Sel Tumbuhan dan Sel Hewan
Sel tumbuhan memiliki organel tertentu yang tidak terdapat pada sel hewan, demikian pula sebaliknya. Berikut ini disajikan tabel perbedaan antara sel tumbuhan dengan sel hewan :

Tabel 1. Perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan
(Sumber : plengdut.com)
7. Transportasi Antarmembran
Organel yang berperan dalam proses transportasi sel adalah membran sel. Hal itu karena membran bersifat semipermeabel atau selektif permeabel. Tujuan dari transpor zat melalui membran adalah :
  • Memasukkan gula, asam amino, dan nutrisi lain yang dibutuhkan sel.
  • Mengatur konsentrasi ion anorganik di dalam sel.
  • Menstabilkan pH.
  • Menjaga konsentrasi zat agar kerja enzim menjadi optimal.
Transpor zat melalui membran dibedakan menjadi dua, yaitu transpor pasif dan aktif.
a. Transpor Pasif
Transpor pasif adalah transpor yang tidak memerlukan energi. Berlangsungnya transpor ini dipengaruhi oleh perbedaan konsentrasi antara zat yang akan pindah. Contoh transpor pasif ini adalah difusi, difusi terbantu dan osmosis.
b. Transpor Aktif
Transpor aktif merupakan transpor zat yang membutuhkan energi dalam bentuk ATP (Adenosin Trifosfat). Pada transpor aktif ini, terjadi pemompaan melewati membran melawan gradien konsentrasi. Contoh transpor aktif ini adalah pompa ion natrium-kalium, kotranspor, dan endositosis-eksositosis.

Dari bacaan di atas sudah jelas bahwa sel merupakan bagian penting dalam kehidupan. Kinerja seluruh organ di dalam tubuh kita berawal dari kinerja setiap sel-sel penyusunnya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus menjaga kesehatan agar sel-sel di dalam tubuh bisa bekerja secara optimal, sehingga tidak mudah sakit.

Semoga bacaan di atas bermanfaat
Terima kasih 🙏

Jaringan pada Tumbuhan

Pada dasarnya semua makhluk hidup mempunyai struktur pada tubuhnya, begitu juga dengan tumbuhan. Tumbuhan tersusun dari sel-sel yang kemudi...