Pada dasarnya semua makhluk hidup mempunyai struktur pada tubuhnya, begitu juga dengan tumbuhan. Tumbuhan tersusun dari sel-sel yang kemudian akan membentuk jaringan. Jaringan adalah sekelompok sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama dan terikat oleh bahan antar sel untuk membentuk satu kesatuan. Selanjutnya beberapa jaringan akan bergabung membentuk organ tubuh. Organ pokok pada tumbuhan adalah akar, batang, dan daun. Sedangkan bunga, buah, dan biji termasuk organ khusus pada tumbuhan. Setiap bagian tumbuhan tersebut mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda-beda. Pada pokok bahasan kali ini, penulis akan membahas khusus mengenai jaringan pada tumbuhan, untuk organ pada tumbuhan akan dibahas pada pokok bahasan berikutnya. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai apa saja jaringan yang ada pada tumbuhan dan bagaimana fungsi dari jaringan-jaringan tersebut, mari baca dan pahami ulasan di bawah ini !
Unit terkecil dari makhluk hidup disebut dengan sel. Sel-sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama jika berkumpul akan membentuk jaringan. Jaringan merupakan kumpulan dari beberapa sel yang sama, dalam hal ini sel tersebut akan saling bekerja sama untuk tujuan tertentu. Jaringan tumbuhan adalah sekumpulan sel tumbuhan yang mempunyai bentuk, asal dan struktur yang sama serta saling bekerja sama untuk melakukan fungsi tertentu. Ilmu yang khusus mempelajari tentang jaringan disebut dengan histologi. Jaringan pada tumbuhan dibedakan menjadi 5 jenis, yaitu Jaringan Meristem, Jaringan Dewasa, Jaringan Penyokong, Jaringan Pengangkut dan Jaringan Gabus. Kelima jaringan tersebut memiliki fungsinya masing-masing.
1. Jaringan Meristem
Jaringan meristem adalah jaringan muda yang sel-selnya selalu membelah atau bersifat embrional. Jaringan ini hanya terdapat pada bagian-bagian tertentu saja dari tubuh tumbuhan. Ciri khas dari jaringan meristem adalah sebagai berikut :
- Mempunyai ukuran sel yang kecil
- Terdiri dari sel-sel muda dalam tahap pembelahan dan pertumbuhan
- Memiliki sel yang berdinding tipis
- Memiliki nukleus yang relatif besar
- Vakuola berukuran kecil
- Banyak mengandung sitoplasma
- Selnya berbentuk kubus
Berdasarkan asal-usulnya, jaringan meristem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Meristem Primer
a. Meristem Primer
Yakni meristem yang sel-selnya merupakan perkembangan langsung dari sel-sel embrional, sehingga merupakan lanjutan dari pertumbuhan embrio, misalnya kuncup ujung batang dan ujung akar.
b. Meristem Sekunder
Yakni meristem yang berasal dari jaringan dewasa yang telah mengadakan diferensiasi, misalnya kambium dan kambium gabus (felogen).
Berdasarkan letaknya pada tumbuhan, jaringan meristem dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
- Meristem apikal (ujung), yaitu suatu jaringan meristem yang adanya di ujung batang dan ujung akar, mengakibatkan pertumbuhan tunas batang dan akar.
- Meristem interkalar (ruas), yaitu suatu jaringan meristem yang adanya di antara ruas-ruas batang dan mengakibatkan ruas-ruas batang dapat bertambah panjang.
- Meristem lateral (samping), yaitu suatu jaringan meristem yang adanya di kambium dan mengakibatkan batang bertambah lebar.
Gambar 1. Tiga jenis jaringan meristem berdasarkan letaknya (Sumber : phoenixhillna.org) |
Jaringan dewasa merupakan jaringan yang telah mengalami diferensiasi. Jaringan dewasa ini terbentuk dari suatu proses diferensiasi sel-sel meristem, baik itu meristem primer maupun meristem sekunder. Pada umumnya jaringan dewasa tidak membelah lagi, bentuknya pun relatif permanen, serta rongga selnya besar. Di samping itu, dinding selnya sudah mengalami penebalan. Ciri-ciri dari jaringan dewasa adalah sebagai berikut :
- Tidak aktif membelah diri.
- Berukuran lebih besar dari pada jaringan meristem.
- Mempunyai vakuola yang berukuran besar, sehingga memiliki plasma sel yang sedikit dan merupakan selaput yang menempel pada dinding sel.
- Di sela-sela selnya terdapat ruang antar sel.
- Sel telah mengalami penebalan dinding sesuai dengan fungsinya.
Berdasarkan bentuk maupun fungsinya, jaringan dewasa dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
I. Jaringan Epidermis
Jaringan epidermis adalah jaringan paling luar yang menutupi seluruh permukaan tubuh tumbuhan, seperti permukaan akar, batang, daun, bunga, buah maupun biji. Umumnya lapisan epidermis hanya terdiri dari selapis namun ada juga yang lebih dengan bentuk dan ukuran yang beragam. Fungsi utama jaringan epidermis adalah untuk melindungi jaringan di sebelah dalamnya. Ciri-ciri jaringan epidermis adalah sebagai berikut :
- Sel-selnya berbentuk seperti balok dan tersusun berlapis tunggal, rapat dan tidak memiliki ruang antar sel.
- Dilengkapi lapisan lilin atau kutikula.
- Umumnya sel-sel epidermis tidak memiliki klorofil, kecuali sel-sel epidermis daun tumbuhan paku dan sel-sel penutup pada stomata atau mulut daun serta tumbuhan di bawah naungan.
- Mengalami sebuah modifikasi dengan membentuk suatu derivat jaringan epidermis seperti stomata, vilamen, trikomata, sel kersik (sel silika), spina (duri) dan sel kipas.
Gambar 2. Jaringan epidermis (Sumber : malekbio.blogspot.com) |
II. Jaringan Parenkim
Jaringan parenkim dapat ditemukan pada hampir semua bagian tumbuhan. Jaringan parenkim sering juga disebut dengan jaringan dasar karena jaringan parenkim adalah penyusun dari sebagian besar organ yang ada pada sebuah tumbuhan. Jaringan parenkim terbentuk dari sel-sel yang hidup dengan struktur morfologis dan siologis yang beragam. Secara umum, jaringan parenkim berfungsi sebagai penyusun sebagian besar organ tumbuhan, tempat penyimpanan cadangan makanan dan berperan juga dalam proses fotosintesis. Ciri-ciri jaringan parenkim adalah sebagai berikut :
- Terdiri atas sel-sel yang ukurannya besar dan berdinding tipis.
- Posisi inti sel mendekati dasar sel.
- Memiliki banyak vakuola.
- Dapat bersifat embrional dan meristematik.
- Mempunyai ruang antar sel.
Berdasarkan fungsinya, jaringan parenkim dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
a. Parenkim asimilasi (Klorenkim), mengandung klorofil yang fungsinya untuk fotosintesis.
b. Parenkim air, jaringan yang terdapat pada tumbuhan xerofit atau epifit yang berfungsi untuk penimbun/menyimpan air untuk melewati musim kering.
c. Parenkim penimbun, jaringan yang fungsinya untuk tempat penyimpanan cadangan makanan. Jaringan ini biasa terdapat pada akar, buah, umbi, dan batang.
d. Parenkim udara (Aerenkim), jaringan yang mempunyai ruang antar sel dan berfungsi dalam mengapungkan tumbuhan di air.
e. Parenkim pengangkut, jaringan yang fungsinya sebagai pembuluh angkut, baik itu untuk mengangkut makanan maupun air.
Berdasarkan bentuknya, jaringan parenkim dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, yaitu :
a. Parenkim palisade, bentuknya memanjang, tegak dan banyak mengandung klorofil. Parenkim ini merupakan penyusun mesofil daun dan biji.
Gambar 3. Letak parenkim palisade (Sumber : brainly.co.id) |
b. Parenkim bunga karang, bentuk dan susunan selnya tidak teratur. Ruang antar selnya relatif besar.
Gambar 4. Letak parenkim bunga karang (Sumber : struktur.shareinspire.me) |
c. Parenkim bintang, mempunyai bentuk seperti bintang, ujungnya saling berhubungan, sehingga mempunyai banyak ruang antar sel.
Gambar 5. Parenkim bintang (Sumber : eviamelia.wordpress.com) |
d. Parenkim lipatan, dinding selnya mengadakan pelipatan ke arah dalam, serta banyak mengandung kloroplas.
Gambar 6. Parenkim Lipatan (Sumber : aulyarohmana16.wordpress.com) |
3. Jaringan Penyokong/Jaringan Penguat
Jaringan penyokong atau penguat sering juga disebut dengan stereon. Fungsi utamanya adalah menyokong atau menguatkan bagian tubuh tumbuhan. Jaringan ini terdiri dari kolenkim dan sklerenkim.
I. Jaringan Kolenkim
Jaringan kolenkim merupakan sebuah jaringan penyokong atau penguat pada organ tumbuhan muda dan tanaman herba. Kolenkim tersusun atas sel-sel hidup dengan protoplasma aktif. Bentuknya memanjang dengan penebalan dinding yang tidak merata dan sifatnya plastis, artinya dapat dipanjangkan tetapi tidak dapat memendek kembali. Biasanya kolenkim terbentuk di bawah jaringan epidermis, tetapi ada pula yang dipisahkan dari epidermis oleh beberapa lapis parenkim. Selain berfungsi sebagai jaringan penyokong, jaringan kolenkim juga berfungsi untuk melindungi berkas pengangkut dan juga memperkuat jaringan parenkim.
II. Jaringan Sklerenkim
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penguat atau kadang-kadang sebagai jaringan pelindung yang sel-selnya mengalami penebalan sekunder dengan lignin atau zat kayu. Jaringan sklerenkim tersusun atas sel-sel mati, jaringan ini mempunyai dinding sel yang kuat dan tebal. Bentuk asli dari jaringan sklerenkim bermacam-macam, namun secara umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu serabut (serat) dan sklereid (sel batu).Serabut berasal dari jaringan meristem, umumnya terdiri atas sel-sel yang panjang dan bergerombol yang membentuk anyaman atau pita, misalnya pada pelepah daun pisang. Sklereid berasal dari jaringan parenkim yang dindingnya mengalami penebalan sedemikian rupa sehingga penebalannya tampak berlapis-lapis, contohnya pada tempurung kelapa atau kulit biji keras.
Gambar 7. Kolenkim dan Sklerenkim (Sumber : pelajaran.co.id) |
Jaringan pengangkut merupakan jaringan tumbuhan yang mempunyai tugas melaksanakan fungsi transpor atau pengangkutan zat. Jaringan pengangkut terdiri atas xilem (pembuluh kayu) dan floem (pembuluh tapis). Xilem dan floem juga sering disebut sebagai jaringan vaskuler.
I. Xilem
Xilem merupakan jaringan kompleks yang terdiri atas beberapa tipe sel, baik sel mati maupun sel hidup yang dindingnya mengalami penebalan dari zat kayu. Sel-sel ini terangkai memanjang, sehingga membentuk pembuluh. Mula-mula xilem terbentuk dari hasil diferensiasi meristem apikal atau ujung batang. Xilem ini disebut xilem primer. Setelah tumbuhan mengalami pertumbuhan sekunder, xilem dibentuk oleh meristem sekunder, yaitu kambium. Xilem ini disebut xilem sekunder. Xilem dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni trakeid dan trakea. Trakeid merupakan unsur xilem yang primitif. Pada ujung-ujung selnya masih memiliki sekat berpori atau noktah, jadi tidak terdapat lubang-lubang. Pada trakea sekat-sekat antarselnya sudah hilang, sehingga ujung-ujung selnya berlubang. Ujung sel satu dengan lainnya saling menyambung sehingga membentuk pembuluh. Fungsi utama xilem adalah untuk mengangkut air dan garam mineral tanah dari akar menuju ke daun dan bagian tubuh yang lainnya. Pengangkutan air dan garam tanah pada trakeid melalui noktah-noktah yang terdapat pada sekat antarsel xilem, sedangkan pada trakea melalui lubang-lubang ujung sel. Unsur utama pembentuk jaringan xilem terdiri atas trakeid dan trakea, serabut xilem dan parenkim xilem. Parenkim xilem merupakan tempat menimbun zat makanan, sedangkan serabut xilem biasanya menyatu dengan trakeid xilem.
II. Floem
Floem merupakan jaringan kompleks yang terdiri dari beberapa unsur dengan tipe berbeda, yaitu buluh tapisan, sel pengiring, parenkim floem, serabut floem dan sklereid. Seperti halnya xilem, mula-mula floem merupakan hasil diferensiasi dari meristem apikal pada ujung batang (floem primer). Setelah tumbuhan mengalami pertumbuhan sekunder, floem dihasilkan oleh meristem sekunder, yaitu kambium. Floem hasil pertumbuhan sekunder disebut floem sekunder. Fungsi utama dari floem adalah mengangkut zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh.
Gambar 8. Xilem dan Floem (Sumber : dictio.id) |
Jaringan gabus merupakan jaringan yang tersusun atas sel-sel gabus. Fungsi jaringan ini adalah untuk melindungi jaringan lain yang terdapat di bawahnya agar tidak terlalu banyak kehilangan air dengan sifat kedap air yang ia miliki. Pada tumbuhan dikotil, jaringan gabus dibentuk oleh kambiun gabus atau felogen yang terletak di bawah epidermis. Jaringan gabus yang dibentuk ke arah dalam merupakan sel-sel hidup disebut feloderm, sedangkan sel gabus yang dibentuk ke arah luar merupakan sel-sel mati-mati yang disebut felem.
Gambar 9. Susunan jaringan gabus (Sumber : annisanurbaitit.wordpress.com) |
Semoga bacaan di atas bermanfaat
Terima kasih 🙏
No comments:
Post a Comment