Sunday, May 17, 2020

Virus

    Pernahkah kalian mendengar kata virus? Tentunya kata virus bukanlah hal yang asing lagi di telinga kita. Virus dikaji dalam salah satu cabang ilmu biologi, yaitu mikrobiologi. Secara alami virus hidup dan berkembang biak di dalam sel-sel hidup organisme lainnya yang lebih kompleks, tempat mereka mungkin menyebarkan penyakit. Berdasarkan hal tersebut jelas bahwa virus sangat merugikan makhluk hidup yang lain termasuk manusia. Virus menyerang bakteri, hewan, tumbuhan dan manusia. Untuk mengetahui lebih lanjutentang virus, mari baca ulasan di bawah ini !

1. Pengertian Virus
     Kata virus diambil dari bahasa latin virulae yang artinya menular atau virion yang berarti racun. Kedua kata ini sama-sama merujuk pada sifat dasar virus yang mudah menular dari satu sel ke sel yang lain serta bersifat racun karena dapat menghancurkan sel yang ditularinya. Virus adalah mikroorganisme terkecil yang tidak memiliki sel dan hanya mempunyai kode genetik. Virus hidup sebagai parasit yang menginfeksi sel inang. Di luar sel organisme, virus hidup sebagai layaknya benda mati tanpa tanda-tanda kehidupan. Tetapi begitu menginfeksi sel, virus akan berubah menjadi makhluk hidup terkecil yang ganas dan dapat membunuh sel inang serta menyebabkan penyakit. Oleh karena itu, virus disebut sebagai patogen, yaitu mikroorganisme penyebab penyakit.  
      Virus merupakan bentuk peralihan dari benda mati ke benda hidup. Dianggap sebagai benda mati karena virus tidak memiliki protoplasma dimana protoplasma merupakan substansi dasar makhluk hidup, virus dapat dikristalkan sedangkan makhluk hidup tidak mungkin mampu mengkristal dan ukuran virus sangat kecil yaitu sekitar beberapa milimikron, hal ini terasa di luar nalar karena tidak mungkin organisme hidup dengan ukuran tersebut. Namun, dengan adanya molekul asam nukleat yang menyusun tubuhnya dan virus dapat berkembang biak pada sel hidup, maka virus termasuk benda hidup.
2. Penemuan tentang Virus
Virus pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan Rusia bernama Dimitri Ivanovsky (Tahun 1982) ketika sedang memeriksa penyakit pada tanaman tembakau yang disebut mozaik tembakau dan dilanjutkan oleh M. Beijerinck (Tahun 1898) yang melakukan penelitian yang sama. Pada tahun 1897, Loffern dan Frooch menemukan dan memisahkan virus penyebab penyakit mulut dan kaki (foot and mouth diseases) pada ternak, Reed (Tahun 1900) berhasil menemukan virus penyebab kuning (yellow fever), Twort dan Herelle (Tahun 1917) merupakan penemu bakteriofage, Wendell M. Stanley (Tahun 1935) berhasil mengkristalkan virus mozaik pada tembakau. Pengetahuan tentang virus terus berkembang sampai lahir cabang ilmu biologi yang khusus mempelajari tentang virus yang disebut Virologi.
3. Ciri-Ciri Virus
Virus memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
  • Virus merupakan mikroorganisme aseluler (tidak mempunyai sel).
  • Virus berukuran sangat kecil, jauh lebih kecil dari pada bakteri, yaitu sekitar 20-300 milimikron. 
  • Virus hanya memiliki salah satu macam asam nukleat (DNA atau RNA).
  • Virus umumnya berupa semacam hablur (kristal).
  • Tubuh virus terdiri atas kepala, leher, kulit (selubung atau kapsid), isi tubuh dan serabut ekor.
  • Virus hanya hidup di dalam sel hidup.
  • Virus tidak melakukan metabolisme.
  • Virus dapat berkembang biak, tetapi perkembangbiakannya hanya dapat berlangsung di dalam substrat (dasar makanan) yang berupa sel atau jaringan hidup, seperti telur, embrio, jaringan tumbuhan ataupun jaringan hewan.
  • Bentuk virus bervariasi, mulai dari bentuk oval, silinder, polihedral dan kompleks.
4. Morfologi Virus
Gambar 1. Morfologi virus
(Sumber : kamriantiramli.wordpress.com)
     Tubuh virus terdiri atas beberapa bagian dengan fungsinya masing-masing sebagai berikut :
  • Kepala, bagian ini berfungsi untuk menyimpan asam nukleat.
  • Kapsid,merupakan bagian terluar virus berupa selubung. Fungsi kapsid ini adalah memberi bentuk virus serta melindungi virus dari lingkungan luar yang merugikan.
  • Isi tubuh, bagian ini juga berisi asam nukleat (DNA atau RNA saja) yang berfungsi sebagai tempat kode genetik. Asam nukleat ini juga berfungsi mengendalikan reproduksi virus.
  • Ekor, berfungsi sebagai alat yang digunakan oleh virus untuk menempel pada inang.
Morfologi virus artinya bentuk dan ukuran virus. Berdasarkan bentuk tubuh dan bagian-bagian tubuhnya, morfologi virus terbagi menjadi empat tipe utama, yaitu :
a. Helix
Struktur virus dengan morfologi helix terbentuk dari susunan sub unit protein terselubung yang disebut dengan kapsomer. Susunan virus dengan morfologi helix ini membuat virus mempunyai bentuk seperti batang atau filamen. Materi genetik virus dengan morfologi helix ini terletak di dalam rongga dan terikat dengan protein kapsid. Contoh dari virus dengan morfologi helix ini adalah virus mozaik yang menyerang tembakau.
b. Polihedral
Morfologi virus polihedral tersusun dari kapsomer yang berjumlah sangat banyak dan menyelubungi genom virus secara keseluruhan. Berbeda dengan morfologi sebelumnya yaitu morfologi virus helix, asam nukleat pada morfologi ini tidak mempunyai ikatan dengan protein kapsid. Virus dengan morfologi polihedral mempunyai ukuran yang sangat bervariasi yaitu dari 20-400 nanometer. Selain itu morfologi virus polihedral juga mempunyai susunan dan jumlah kapsomer yang sangat beragam juga. Salah satu virus dengan morfologi polihedral ini adalah virus adenovirus.
c. Virus Bersampul
Virus dengan morfologi ini memiliki lapisan luar atau membran yang menyelubungi kapsid yang disebut dengan sampul (envelope). Morfologi virus ini memiliki bentuk bermacam-macam sesuai dengan bentuk kapsidnya, meskipun ada juga sampul yang berbentuk helix dan polihedral.
d. Virus Kompleks 
Morfologi virus kompleks memiliki bagian-bagian tubuh yang lebih kompleks dibandingkan dengan ketiga morfologi virus lainnya. Dengan morfologi yang sangat kompleks ini menandakan virus tersebut memiliki kelebihan yang berbeda dibanding virus dengan morfologi lain. Layaknya organisme hidup, virus dengan morfologi ini juga memiliki bagian-bagian tubuh seperti kepala dan ekor, salah satu contoh virus dengan morfologi virus kompleks adalah bakteriofage.
Gambar 2. Empat Tipe Utama Morfologi Virus
(Sumber : mybiobiobiology.blogspot.com)
 5. Bakteriofage/Bakteriophage
Bakteriofage adalah virus yang menyerang bakteri. Virus hanya dapat berkembang biak dalam sel atau jaringan hidup. Salah satu contohnya adalah perkembangbiakan bakteriofage yang menyerang bakteri Escherichia coli. Virus masuk ke dalam sel dengan melarutkan dinding sel yang diserang dan memakai protoplasma sel tersebut untuk bereproduksi, sebagai akibatnya sel yang diserang mati. Virus tertentu dapat mengambil alih mekanisme keturunan yaitu gen di dalam inti dari sel yang diserang. Kemudian dapat mengatur sel itu untuk pertumbuhan dan reproduksi virus. Berikut ini adalah tahapan dari perkembangbiakan bakteriofage yang menyerang bakteri Escherichia coli :
Gambar 3. Perkembangbiakan Bakteriofage
(Sumber : gurupendidikan.co.id)
 Penjelasan dari gambar di atas :
  • Bakteriofage menempelkan ujung ekornya pada dinding sel bakteri. Dinding sel bakteri dan kulit ujung ekor virus larut.
  • DNA virus masuk ke dalam sitoplasma bakteri dan mendekati DNA bakteri.
  • DNA virus bercampur dengan DNA bakteri.
  • DNA virus mengambil alih fungsi kontrol dari sintesis protein dalam sitoplasma bakteri. DNA virus mengambil alih pula fungsi DNA bakteri untuk membentuk DNA virus yang baru. Protein virus yang baru terbentuk.
  • Melalui proses yang kompleks, virus baru terbentuk dengan dinding protein dan DNA yang disusunnya. Dalam setiap sel bakteri dapat terbentuk lebih kurang 300 virus baru.
  • Sel rumah (bakteri) pecah, beberapa virus baru bebas.
6. Klasifikasi Virus
    Klasifikasi dan penamaan virus telah dirintis sejak tahun 1966 oleh International Commitee on Taxonomy of Viruses (ICTV) dan terpisah dari klasifikasi makhluk hidup. Taksonomi virus terdiri atas empat tingkat, yaitu ordo, famili, genus dan spesies. Taksonomi adalah ilmu klasifikasi makhluk hidup, mengelompokkannya secara berurut sesuai dengan derajat persamaan dan perbedaan antara mereka, lalu memberinya nama ilmiah.
    Menurut klasifikasi Bergey, virus termasuk ke dalam divisio Protophyta, kelas Mikrotatobiotes, dan ordo Virales (Virus). Pada tahun 1976 ICTV mempublikasikan bahwa virus diklasifikasikan struktur dan komposisi tubuhnya, yakni berdasarkan kandungan asam. Pada dasarnya virus dibedakan atas dua golongan, yaitu virus DNA dan virus RNA.
Gambar 4. Tabel Perbedaan Antara Virus DNA  dan Virus RNA
(Sumber : perbedaan.budisma.net)
 7. Perbedaan Virus pada Hewan dan Tumbuhan
Terdapat perbedaan antara virus yang menyerang tumbuhan dan virus yang menyerang hewan. Pada virus yang menyerang tumbuhan (Phytophages) biasanya memiliki RNA dengan rantai tunggal. Mayoritas virus pada tumbuhan selalu mengandung RNA sebagai materi genetiknya. Sedangkan virus yang menyerang hewan (Zoophages) umumnya memiliki rangkaian double stranded DNA. Jika dibandingkan antara virus yang menyerang hewan dan virus yang menyerang tumbuhan, maka kita akan melihat beberapa perbedaannya, yaitu :
A. Virus pada Tumbuhan :
  • Kapsid hanya terdapat pada batas eksternal 
  • Bahan genetiknya berupa RNA
  • Untaian asam nukleat biasanya single stranded (ss)
  • Infeksi virus pada tumbuhan biasanya masuk melalui luka atau pori.
Contohnya :
1. Virus Mozaik Tumbuhan (Tobacco Mozaic Virus/TMV)
Virus ini menyebabkan penyakit mosaik pada daun tembakau. Gejalanya adalah timbulnya bercak-bercak berwarna kuning pada daun tembakau, sehingga menghambat pertumbuhan daun tembakau.
2. Virus Tungro
Virus ini menyerang batang dan akar padi, sehingga tumbuhan padi menjadi kerdil (pertumbuhan yang tidak normal). Virus ini ditularkan melalui serangga yaitu wereng cokelat dan wereng hijau. 
3. Virus CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration)
Virus ini menyebabkan penyakit degenerasi (penyakitumor) pada batang dan daun jeruk. Virus ini menyerang sistem pembuluh pengangkut floem pada tanaman jeruk.
B. Virus pada Hewan :
  • Memiliki kapsid
  • DNA merupakan bahan material genetiknya
  • Untaian asam nukleat biasanya double stranded (ds)
  • Infeksi biasanya melalui fagositosis. 
Contohnya :
1. Paramyxovirus
Virus ini menyebabkan penyakit NCD (New Castle Disease), menyerang sistem saraf pada unggas (misalnya ayam). Penyakit ini sering disebut penyakitetelo atau parrot fever atau juga dikenal dengan nama sampar ayam.
2. Foot and Mouth Disease
Virus ini menyebabkan penyakit pada kuku dan mulut, menyerang hewan ternak seperti sapi, kuda, kerbau, domba, biri-biri dan keledai. 
3. Rhabdo Virus
Rabies merupakan suatu penyakit hewan menular akut yang disebabkan oleh virus neurotropik dari ss RNA virus. Rabies menyerang sistem saraf pusat hewan berdarah panas dan manusia. Rabies bersifat Zoonosis yaitu dapat menular pada manusia lewat gigitan atau cakaran atau dapat pula lewat luka yang terkena air liur hewan penderita rabies. 
4. Rous Sarcoma Virus
Virus ini menyebabkan penyakitumor pada ayam.
5. Bovine Papilo Virus
Virus ini menyebabkan penyakitumor pada sapi. 


8. Penyakit yang Disebabkan oleh Virus pada Manusia
Virus juga dapat menyerang manusia, beberapa penyakit yang disebabkan oleh virus yaitu gondongan, herpes, influenza, AIDS, hepatitis, demam berdarah, polio, SARS, cacar, ebola dan lain sebagainya. Penyakit yang disebabkan oleh virus tidak bisa ditangani dengan pemberian obat antibiotik. Virus hanya dapat dibasmi dengan obat antivirus. Cara menghindari penyakit yang disebabkan oleh virus yaitu dengan menggunakan vaksin dan serum. Vaksin yaitu bibit penyakit yang telah dilemahkan atau dimatikan dan diberikan kepada orang yang sehat agar dalam tubuh orang tersebut timbul zat penolak (antibodi),sehingga orang tersebut mendapat kekebalan sementara terhadap suatu penyakit. Sedangkan serum adalah cairan darah yang diperoleh dari hewan atau manusia yang sudah kebal terhadap suatu penyakit, dengan demikian diharapkan penyakit dapat disembuhkan.

Semoga bacaan di atas bermanfaat

Terima Kasih 🙏






       
       
       
           
    


       
  















          

Thursday, May 7, 2020

Klasifikasi Makhluk Hidup

Klasifikasi Makhluk Hidup

Gambar 1. Klasifikasi makhluk hidup
(Sumber : materikimia.com)
   Ada berapa macam makhluk hidup yang kamu temukan di sekitar tempat tinggalmu ? Jika kamu amati dengan teliti dan seksama, kamu akan menemukan banyak sekali makhluk hidup di sekitarmu. Tiap makhluk hidup memiliki ciri-ciri yang berbeda. Untuk memudahkan mempelajarinya, para ahli biologi membuat suatu sistem klasifikasi makhluk hidup. Makhluk hidup diklasifikasikan berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri. Makhluk hidup yang memiliki banyak persamaan, diklasifikasikan dalam satu kelompok. 

1. Pengertian Klasifikasi Makhluk Hidup

Gambar 2. Contoh klasifikasi dalam kehidupan sehari-hari
(Sumber : hariansuara.com)
     Klasifikasi dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai, misalnya klasifikasi buku-buku di perpustakaan. Jika kamu mengunjungi perpustakaan, kamu akan menjumpai buku-buku yang disusun berdasarkan persamaan jenis buku tersebut. Misalnya, kelompok buku pengetahuan umum, kelompok buku novel, kelompok buku teknik, kelompok buku pengetahuan sosial dan sebagainya. Pengklasifikasian atau pengelompokkan seperti contoh di atas memudahkan kita untuk mencari dan menemukan apa yang kita butuhkan. Klasifikasi juga diterapkan pada makhluk hidup karena di dunia ini ada berjuta-juta spesies makhluk hidup yang beraneka ragam. Coba kamu sebutkan satu persatu semua hewan dan tumbuhan yang kamu ketahui. Tentunya banyak sekali, bukan ? Karena jumlahnya banyak dan beraneka ragam, maka kita akan mengalami kesulitan dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup. Untuk mempermudah dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup maka diperlukan suatu cara. Cara untuk mempermudah kita dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup disebut sistem klasifikasi (penggolongan/pengelompokan). Klasifikasi makhluk hidup adalah pengelompokan organisme berdasarkan adanya persamaan dan perbedaan ciri yang ditemukan. Klasifikasi makhluk hidup dilakukan untuk memudahkan mengenal dan mempelajari makhluk hidup. Ilmu yang mempelajari prinsip dan cara klasifikasi makhluk hidup disebut taksonomi.

2. Tujuan dan Manfaat Klasifikasi Makhluk Hidup
   Seperti kita ketahui bersama bahwa klasifikasi merupakan suatu cara pengelompokkan         makhluk hidup yang didasarkan pada ciri-ciri tertentu. Sebenarnya, apa tujuan dari sistem klasifikasi itu ? Tujuan dari klasifikasi makhluk hidup adalah :
  • Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki.
  • Mendeskripsikan ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan makhluk hidup dari jenis yang lain.
  • Mengetahui hubungan kekerabatan antarmakhluk hidup.
  • Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya. 
Berdasarkan tujuan tersebut, sistem klasifikasi makhluk hidup memiliki manfaat sebagai berikut :
  • Memudahkan kita dalam mempelajari makhluk hidup yang sangat beraneka ragam.
  • Mengetahui hubungan kekerabatan antara makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya.
  • Mempermudah dalam mengetahui urutan proses evolusi/perkembangan suatu makhluk hidup.
3. Dasar-Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup
a. Berdasarkan Persamaan
Dasar pertama yang dijadikan pedoman untuk mengklasifikasikan makhluk hidup adalah berdasarkan kesamaan cirinya. Sebagai contoh elang dan ayam akan masuk ke dalam jenis aves. Penggolongan tersebut didasarkan pada kesamaan ciri makhluk hidup yaitu memiliki paruh, bulu dan juga sayap.
b. Berdasarkan Perbedaan
Meskipun hewan yang satu dengan yang lainnya bisa masuk ke jenis yang sama namun bisa jadi dua makhluk hidup dalam satu jenis itu memiliki perbedaan. Misalnya antara elang dan ayam, keduanya merupakan hewan jenis aves. Namun, keduanya memiliki perbedaan dari segi jenis makanan yang dikonsumsi. Ayam adalah jenis hewan herbivora, sedangkan elang adalah jenis hewan karnivora.
c. Berdasarkan Ciri Morfologi dan Anatomi

Langkah awal yang dilakukan untuk mengelompokan makhluk hidup dilakukan dengan mengamati ciri morfologinya, seperti menggolongkan beberapa jenis tumbuhan berdasarkan bentuk pohon, bentuk daun, bunga, warna bunga dan sebagainya. Jika ciri morfologi sudah diamati dan diklasifikasikan, maka langkah selanjutnya adalah mengetahui ciri anatominya, seperti ada atau tidak adanya kambium, berkas pengangkut dan sebagainya. Beberapa jenis makhluk hidup mungkin memiliki struktur morfologi yang sama tetapi memiliki struktur anatomi yang berbeda atau bisa juga sebaliknya.
d. Berdasarkan Ciri Biokimianya
Selain berdasarkan ciri morfologi dan anatominya, pengelompokan makhluk hidup juga bisa dilakukan dengan melihat struktur biokimianya, seperti kandungan enzim, jenis-jenis protein dan juga jenis DNA yang dimiliki. Ciri biokimia tersebut akan memberikan bantuan untuk mengetahui hubungan kekerabatan antara makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya.
e. Berdasarkan Manfaatnya
Makhluk hidup dengan ragam yang begitu banyak sudah tentu memiliki manfaat yang berbeda-beda. Perbedaan manfaat itu dapat digunakan sebagai dasar untuk mengklasifikasikan makhluk hidup.

4. Macam-Macam Klasifikasi
a. Klasifikasi Sistem Alami
Tokoh klasifikasi sistem alami adalah Aristoteles, beliau membagi makhluk hidup menjadi dua kingdom, yaitu hewan dan tumbuhan. Klasifikasi sistem alami merupakan terbentuknya suatu kelompok-kelompok makhluk hidup secara alami. Contohnya jika kita mengamati binatang kucing, anjing, sapi, kuda dan harimau dapat kita ketahui bahwa kelima binatang tersebut mempunyai empat kaki, sehingga membentuk suatu kelompok seperti yang dikehendaki alam, yaitu kelompok binatang yang berkaki empat.
b. Klasifikasi Sistem Buatan
Klasifikasi ini pertama kali diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus. Klasifikasi makhluk hidup menurut Linnaeus didasarkan atas persamaan dan perbedaan struktur tubuh makhluk hidup dengan cara mengamati dan meneliti makhluk hidup, yaitu persamaan ciri struktur tubuh luar maupun ciri struktur tubuh dalam dari berbagai jenis makhluk hidup. Apabila ada yang memiliki ciri struktur tubuh yang sama atau mirip dijadikan satu kelompok, adapun yang memiliki ciri berlainan dikelompokkan tersendiri. Tingkatan klasifikasi yang digunakan oleh Linnaeus adalah sebagai berikut :
  • Kingdom/Regnum (Dunia/Kerajaan)
  • Filum/Divisio (Bagian/Keluarga Besar)
  • Classis (Kelas)
  • Ordo (Bangsa)
  • Familia (Suku)
  • Genus (Marga)
  • Spesies (Jenis)
Gambar 3. Contoh Tingkatan Takson Pada Hewan
(Sumber : gurupendidikan.co.id)
c. Klasifikasi Sistem Filogenetikt
Sistem klasifikasi ini dikelompokkan berdasarkan jauh dekatnya kekerabatan antarorganisme atau kelompok dengan melihat keturunan dan hubungan kekerabatan. Organisme atau kelompok yang berkerabat dekat memiliki persamaan ciri yang lebih banyak bila dibandingkan dengan organisme atau kelompok yang berkerabat jauh. Cara mengelompokan makhluk hidup dilakukan dengan mengamati ciri-ciri morfologi, anatomi, fisiologi dan perilaku.
 5. Tingkatan Klasifikasi Makhluk Hidup
   Tingkatan klasifikasi makhluk hidup terdiri atas 7 tingkatan yang disebut dengan takson dan  pertama kali diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus. Berikut ini penjelasan secara singkat tentang 7 tingkatan klasifikasi makhluk hidup :
a. Kingdom atau Regnum
Kingdom adalah tingkatan tertinggi pada klasifikasi makhluk hidup. Binatang akan diklasifikasikan sebagai kingdom animalia dan tumbuhan akan diklasifikasikan sebagai kingdom plantae.
b. Filum atau Divisio
Filum disebut juga keluarga besar. Ciri-ciri umum pada satu kingdom akan dikelompokkan menjadi beberapa filum, tergantung dari ciri-ciri yang ditunjukkan.

c. Kelas
Tingkatan di bawah filum atau divisio adalah kelas. Jika hewan atau tumbuhan pada filum atau divisio memiliki ciri yang sama maka akan dimasukkan ke dalam satu kelas.

d. Ordo
Tingkatan takson yang berada di bawah kelas adalah ordo. Pada tumbuhan, nama ordo biasanya berakhiran dengan ales, sedangkan pada hewan tidak ada ciri khusus pada karakteristik penamaan.

e. Familia
Familia merupakan tingkatan takson di bawah ordo, biasanya terdapat suatu kelompok yang berkerabat serta memiliki beberapa kesamaan ciri. Pada tumbuhan, nama famili akan berakhiran aceae, sedangkan pada hewan nama famili akan berakhiran dengan idae.

f. Genus
Nama genus dari makhluk hidup dapat diambil dari berbagai kata. Nama genus diawali dengan huruf kapital, penulisannya dengan bercetak miring atau tegak namun digaris bawahi.

g. Spesies
Spesies menjadi satuan dasar untuk sistem klasifikasi. Spesies merupakan tingkatan terendah dalam sistem klasifikasi makhluk hidup. Penulisan spesies makhluk hidup biasanya digabung bersama nama genus. Dua kata dalam penamaan ilmiah makhluk hidup menunjukkan nama genus dan spesiesnya. Kata pertama adalah nama genus, sedangkan kata kedua adalah jenis makhluk hidup.

6. Tahapan dalam Klasifikasi Makhluk Hidup
a. Pencandraan/Identifikasi
Tahapan identifikasi dilakukan dengan mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup yang akan diklasifikasikan. Identifikasi dimulai dari ciri-ciri yang mudah diamati, yaitu secara morfologi, anatomi, fisiologi, bila perlu sampai pada ciri-ciri biokimiawi.
b. Pengelompokan
Tahap pengelompokan dilakukan dengan mengelompokan makhluk hidup dengan dasar ciri-ciri yang dimiliki oleh makhluk hidup tersebut. Makhluk hidup dengan ciri-ciri yang sama akan masuk dalam satu kelompok yang sama atau bisa dikatakan akan masuk dalam satu takson.
c. Pemberian Nama Takson
Jika makhluk hidup sudah dikelompokkan ke dalam takson-takson yang sejenis, selanjutnya adalah pemberian nama takson. Pemberian nama takson tersebut dilakukan untuk mempermudah pengenalan ciri-ciri pada kelompok makhluk hidup tertentu.

7. Perkembangan Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup
Dalam perkembangannya, sistem klasifikasi makhluk hidup telah mengalami perkembangan dari masa ke masa. Berikut perkembangan sistem klasifikasi makhluk hidup :
A. Sistem Klasifikasi 2 Kingdom (Tahun 1735)
Sistem klasifikasi 2 kingdom dikemukakan oleh Aristoteles. Dalam sistem klasifikasi 2 kingdom disebutkan bahwa organisme di alam terbagi menjadi dua kingdom atau kerajaan, yaitu Kingdom Animalia atau dunia hewan dan Kingdom Plantae atau dunia tumbuhan. Sistem tersebut merupakan sistem yang sangat sederhana yang pertama kali ada.
  • Kingdom Plantae 
Suatu organisme di kelompokkan ke dalam dunia tumbuhan jika ia memiliki beberapa ciri-ciri, yakni memiliki dinding sel dari bahan selulosa dan juga memiliki zat hijau daun atau klorofil untuk melakukan proses fotosintesis. Contoh organisme yang masuk ke dalam kelompok Plantae adalah lumut, ganggang, tumbuhan berbiji, dan tumbuhan paku.
Gambar 4. Contoh Kingdom Plantae (Sumber : ilmudasar.com)
  • Kingdom Animalia
Organisme yang masuk dalam golongan Animalia yakni organisme yang tidak memiliki dinding sel, tidak memiliki zat hijau daun atau klorofil yang artinya ia tidak bisa membuat makanannya sendiri, serta dapat bergerak bebas karena tidak memiliki dinding sel. Contoh organisme yang masuk ke dalam Animalia yakni cacing, hewan berpori, hewan berongga, hewan lunak, hewan bersel satu dan hewan bertulang belakang.
Gambar 5. Contoh Kingdom Animalia (Sumber : alif.id)
B. Sistem Klasifikasi 3 Kingdom (Tahun 1866)
Setelah ditemukannya mikroskop oleh Antonie van Leewenhoek, dunia mikroskopis mulai terbuka. Awalnya organisme mikroskopis keberadaannya masih belum diketahui apakah termasuk hewan atau tumbuhan. Setelah ditemukannya Euglena, akhirnya sistem klasifikasi 3 kingdom diajukan oleh Ernest Haeckel dengan menambahkan kingdom Protista dan dasar klasifikasinya yakni apakah organisme tersebut memiliki sel tunggal (uniseluler) yang di golongkan ke dalam kingdom Protista atau terdiri dari banyak sel (multiseluler) yang dapat digolongkan ke dalam kingdom Plantae ataupun kingdom Animalia sesuai dengan ciri-tciri yang ditunjukkan. Dengan demikian, sistem klasifikasi 3 kingdom terdiri dari Kingdom Plantae, Kingdom Animalia dan Kingdom Protista

Gambar 6. Kingdom Protista (Sumber : id.wikipedia.org)
➤ Munculnya Sistem Klasifikasi 2 Empire (Tahun 1925)
Dalam sistem ini, Eduard Chatton membagi makhluk hidup ke dalam dua empire (superkingdom) yang lebih tinggi berdasarkan sistem organisasi sel. Chatton menggunakan istilah Prokariota untuk organisme yang tidak memiliki inti sel dan Eukariota untuk organisme yang memiliki inti sel. Hasil dari gagasan tersebut muncullah Empire Prokariota dan Empire Eukariota.
C. Sistem Klasifikasi 4 Kingdom (Tahun 1938)
Semenjak munculnya sistem klasifikasi 2 empire dan didukung dengan penemuan mikroskop elektron, pengamatan terhadap sel semakin jelas. Ilmuwan bisa membedakan organisme sel tunggal yang tidak mempunyai inti sel (prokariotik) dan organisme sel tunggal yang mempunyai inti sel (eukariotik).Tahun 1938, Herbert F. Copeland mengajukan sistem klasifikasi empat kingdom dan memindahkan dua prokariota, yaitu bakteri dan alga hijau biru ke dalam Kingdom Monera. Makhluk hidup yang tergolong ke dalam empire eukariota terdiri dari Kingdom Animalia, Kingdom Plantae dan Kingdom Protista, sedangkan Kingdom Monera termasuk dalam empire prokariota.
Gambar 7. Kingdom Monera (Sumber : pasundanekspress.co)
 D. Sistem Klasifikasi 5 Kingdom (Tahun 1969)
Sistem klasifikasi makhluk hidup menurut Robert H. Whittaker terdiri dari 5 kingdom berdasarkan struktur internal organisasi sel dan cara organisme memperoleh nutrisinya. Hal tersebut membuat Whittaker memisahkan jamur kedalam kingdom tersendiri menjadi Kingdom Fungi karena kemampuannya yang bersifat heterotrof, yaitu memperoleh makanannya dari makhluk hidup lain atau parasit dan dengan absorpsi atau menyerap dari saprofit, yaitu makhluk hidup yang telah mati. Pengelompokan jamur juga disebabkan oleh temuan bahwa jamur bukan berdinding sel dari bahan selulosa melainkan dari zat kitin. Ciri-ciri yang dimiliki oleh jamur, yaitu bersifat multiseluler, eukariotik, memiliki dinding sel dari bahan zat kitin, serta tidak memiliki pigmen fotosintesis. Berdasarkan hal tersebut, sistem klasifikasi 5 kingdom terdiri dari Kingdom Plantae, Kingdom Animalia, Kingdom Protista, Kingdom Monera, dan Kingdom Fungi.
Gambar 8. Kingdom Fungi (Sumber : ekosistem.co.id)
 E. Sistem Klasifikasi 6 Kingdom (Tahun 1977)
Pada pertengahan tahun 1970, penelitian biologi di bidang molekuler banyak dilakukan. Dari hal tersebut, karakter genetik mulai diperhitungkan. Saat itu penelitian gen ribosomal RNA digunakan sebagai faktor penting dalam klasifikasi molekuler. Berdasarkan hal tersebut, Carl Woose kemudian membagi Kingdom Monera menjadi dua kelompok, yaitu Kingdom Eubacteria dan Kingdom Archaebacteria. Hal tersebut dikarenakan terdapat banyak perbedaan genetik antara dua kelompok tersebut. Dengan demikian, sistem klasifikasi 6 kingdom terdiri dari Kingdom Plantae, Kingdom Animalia, Kingdom Protista, Kingdom Fungi, Kingdom Eubacteria dan Kingdom Archaebacteria.
Gambar 9. Archaebacteria dan Eubacteria (gurupendidikan.co.id)
  F. Sistem Klasifikasi 7 Kingdom (Tahun 1998)
Sistem ini pertama kali dikemukakan oleh Cavalier-Smith. Di dalam klasifikasi ini terdapat jenis kingdom baru, yaitu Kingdom Chromista yang memiliki anggota yang berasal dari Kingdom Fungi dan Kingdom Protista. Anggotanya meliputi Oomycota, Hyphochytriomycota, Bacillariophyta, Xanthophyta, Silicoflagellates, Chrysophyta dan Phaeophyta. Kingdom Chromista merupakan hasil pemisahan dari Kingdom Plantae. Pemisahan tersebut didasarkan atas letak kloroplasnya yang berada di lumen retikulum endoplasma, sedangkan pada umumnya letak kloroplas Kingdom Plantae terletak di plastida. Di samping itu, Kingdom Chromista juga memiliki klorofil c yang tidak dimiliki oleh Plantae.
Gambar 10. Kingdom Chromista (Sumber : ucmp.berkeley.edu)

Demikian perkembangan sistem klasifikasi makhluk hidup hingga sekarang. Klasifikasi makhluk hidup bisa saja mengalami perubahan dan penambahan seiring dengan berjalannya waktu, mengingat penemuan spesies-spesies baru masih sangat mungkin terjadi.


Semoga bacaan di atas bermanfaat
Terima Kasih 🙏
 

 


























































































Jaringan pada Tumbuhan

Pada dasarnya semua makhluk hidup mempunyai struktur pada tubuhnya, begitu juga dengan tumbuhan. Tumbuhan tersusun dari sel-sel yang kemudi...