Thursday, May 7, 2020

Klasifikasi Makhluk Hidup

Klasifikasi Makhluk Hidup

Gambar 1. Klasifikasi makhluk hidup
(Sumber : materikimia.com)
   Ada berapa macam makhluk hidup yang kamu temukan di sekitar tempat tinggalmu ? Jika kamu amati dengan teliti dan seksama, kamu akan menemukan banyak sekali makhluk hidup di sekitarmu. Tiap makhluk hidup memiliki ciri-ciri yang berbeda. Untuk memudahkan mempelajarinya, para ahli biologi membuat suatu sistem klasifikasi makhluk hidup. Makhluk hidup diklasifikasikan berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri. Makhluk hidup yang memiliki banyak persamaan, diklasifikasikan dalam satu kelompok. 

1. Pengertian Klasifikasi Makhluk Hidup

Gambar 2. Contoh klasifikasi dalam kehidupan sehari-hari
(Sumber : hariansuara.com)
     Klasifikasi dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai, misalnya klasifikasi buku-buku di perpustakaan. Jika kamu mengunjungi perpustakaan, kamu akan menjumpai buku-buku yang disusun berdasarkan persamaan jenis buku tersebut. Misalnya, kelompok buku pengetahuan umum, kelompok buku novel, kelompok buku teknik, kelompok buku pengetahuan sosial dan sebagainya. Pengklasifikasian atau pengelompokkan seperti contoh di atas memudahkan kita untuk mencari dan menemukan apa yang kita butuhkan. Klasifikasi juga diterapkan pada makhluk hidup karena di dunia ini ada berjuta-juta spesies makhluk hidup yang beraneka ragam. Coba kamu sebutkan satu persatu semua hewan dan tumbuhan yang kamu ketahui. Tentunya banyak sekali, bukan ? Karena jumlahnya banyak dan beraneka ragam, maka kita akan mengalami kesulitan dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup. Untuk mempermudah dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup maka diperlukan suatu cara. Cara untuk mempermudah kita dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup disebut sistem klasifikasi (penggolongan/pengelompokan). Klasifikasi makhluk hidup adalah pengelompokan organisme berdasarkan adanya persamaan dan perbedaan ciri yang ditemukan. Klasifikasi makhluk hidup dilakukan untuk memudahkan mengenal dan mempelajari makhluk hidup. Ilmu yang mempelajari prinsip dan cara klasifikasi makhluk hidup disebut taksonomi.

2. Tujuan dan Manfaat Klasifikasi Makhluk Hidup
   Seperti kita ketahui bersama bahwa klasifikasi merupakan suatu cara pengelompokkan         makhluk hidup yang didasarkan pada ciri-ciri tertentu. Sebenarnya, apa tujuan dari sistem klasifikasi itu ? Tujuan dari klasifikasi makhluk hidup adalah :
  • Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki.
  • Mendeskripsikan ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan makhluk hidup dari jenis yang lain.
  • Mengetahui hubungan kekerabatan antarmakhluk hidup.
  • Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya. 
Berdasarkan tujuan tersebut, sistem klasifikasi makhluk hidup memiliki manfaat sebagai berikut :
  • Memudahkan kita dalam mempelajari makhluk hidup yang sangat beraneka ragam.
  • Mengetahui hubungan kekerabatan antara makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya.
  • Mempermudah dalam mengetahui urutan proses evolusi/perkembangan suatu makhluk hidup.
3. Dasar-Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup
a. Berdasarkan Persamaan
Dasar pertama yang dijadikan pedoman untuk mengklasifikasikan makhluk hidup adalah berdasarkan kesamaan cirinya. Sebagai contoh elang dan ayam akan masuk ke dalam jenis aves. Penggolongan tersebut didasarkan pada kesamaan ciri makhluk hidup yaitu memiliki paruh, bulu dan juga sayap.
b. Berdasarkan Perbedaan
Meskipun hewan yang satu dengan yang lainnya bisa masuk ke jenis yang sama namun bisa jadi dua makhluk hidup dalam satu jenis itu memiliki perbedaan. Misalnya antara elang dan ayam, keduanya merupakan hewan jenis aves. Namun, keduanya memiliki perbedaan dari segi jenis makanan yang dikonsumsi. Ayam adalah jenis hewan herbivora, sedangkan elang adalah jenis hewan karnivora.
c. Berdasarkan Ciri Morfologi dan Anatomi

Langkah awal yang dilakukan untuk mengelompokan makhluk hidup dilakukan dengan mengamati ciri morfologinya, seperti menggolongkan beberapa jenis tumbuhan berdasarkan bentuk pohon, bentuk daun, bunga, warna bunga dan sebagainya. Jika ciri morfologi sudah diamati dan diklasifikasikan, maka langkah selanjutnya adalah mengetahui ciri anatominya, seperti ada atau tidak adanya kambium, berkas pengangkut dan sebagainya. Beberapa jenis makhluk hidup mungkin memiliki struktur morfologi yang sama tetapi memiliki struktur anatomi yang berbeda atau bisa juga sebaliknya.
d. Berdasarkan Ciri Biokimianya
Selain berdasarkan ciri morfologi dan anatominya, pengelompokan makhluk hidup juga bisa dilakukan dengan melihat struktur biokimianya, seperti kandungan enzim, jenis-jenis protein dan juga jenis DNA yang dimiliki. Ciri biokimia tersebut akan memberikan bantuan untuk mengetahui hubungan kekerabatan antara makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya.
e. Berdasarkan Manfaatnya
Makhluk hidup dengan ragam yang begitu banyak sudah tentu memiliki manfaat yang berbeda-beda. Perbedaan manfaat itu dapat digunakan sebagai dasar untuk mengklasifikasikan makhluk hidup.

4. Macam-Macam Klasifikasi
a. Klasifikasi Sistem Alami
Tokoh klasifikasi sistem alami adalah Aristoteles, beliau membagi makhluk hidup menjadi dua kingdom, yaitu hewan dan tumbuhan. Klasifikasi sistem alami merupakan terbentuknya suatu kelompok-kelompok makhluk hidup secara alami. Contohnya jika kita mengamati binatang kucing, anjing, sapi, kuda dan harimau dapat kita ketahui bahwa kelima binatang tersebut mempunyai empat kaki, sehingga membentuk suatu kelompok seperti yang dikehendaki alam, yaitu kelompok binatang yang berkaki empat.
b. Klasifikasi Sistem Buatan
Klasifikasi ini pertama kali diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus. Klasifikasi makhluk hidup menurut Linnaeus didasarkan atas persamaan dan perbedaan struktur tubuh makhluk hidup dengan cara mengamati dan meneliti makhluk hidup, yaitu persamaan ciri struktur tubuh luar maupun ciri struktur tubuh dalam dari berbagai jenis makhluk hidup. Apabila ada yang memiliki ciri struktur tubuh yang sama atau mirip dijadikan satu kelompok, adapun yang memiliki ciri berlainan dikelompokkan tersendiri. Tingkatan klasifikasi yang digunakan oleh Linnaeus adalah sebagai berikut :
  • Kingdom/Regnum (Dunia/Kerajaan)
  • Filum/Divisio (Bagian/Keluarga Besar)
  • Classis (Kelas)
  • Ordo (Bangsa)
  • Familia (Suku)
  • Genus (Marga)
  • Spesies (Jenis)
Gambar 3. Contoh Tingkatan Takson Pada Hewan
(Sumber : gurupendidikan.co.id)
c. Klasifikasi Sistem Filogenetikt
Sistem klasifikasi ini dikelompokkan berdasarkan jauh dekatnya kekerabatan antarorganisme atau kelompok dengan melihat keturunan dan hubungan kekerabatan. Organisme atau kelompok yang berkerabat dekat memiliki persamaan ciri yang lebih banyak bila dibandingkan dengan organisme atau kelompok yang berkerabat jauh. Cara mengelompokan makhluk hidup dilakukan dengan mengamati ciri-ciri morfologi, anatomi, fisiologi dan perilaku.
 5. Tingkatan Klasifikasi Makhluk Hidup
   Tingkatan klasifikasi makhluk hidup terdiri atas 7 tingkatan yang disebut dengan takson dan  pertama kali diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus. Berikut ini penjelasan secara singkat tentang 7 tingkatan klasifikasi makhluk hidup :
a. Kingdom atau Regnum
Kingdom adalah tingkatan tertinggi pada klasifikasi makhluk hidup. Binatang akan diklasifikasikan sebagai kingdom animalia dan tumbuhan akan diklasifikasikan sebagai kingdom plantae.
b. Filum atau Divisio
Filum disebut juga keluarga besar. Ciri-ciri umum pada satu kingdom akan dikelompokkan menjadi beberapa filum, tergantung dari ciri-ciri yang ditunjukkan.

c. Kelas
Tingkatan di bawah filum atau divisio adalah kelas. Jika hewan atau tumbuhan pada filum atau divisio memiliki ciri yang sama maka akan dimasukkan ke dalam satu kelas.

d. Ordo
Tingkatan takson yang berada di bawah kelas adalah ordo. Pada tumbuhan, nama ordo biasanya berakhiran dengan ales, sedangkan pada hewan tidak ada ciri khusus pada karakteristik penamaan.

e. Familia
Familia merupakan tingkatan takson di bawah ordo, biasanya terdapat suatu kelompok yang berkerabat serta memiliki beberapa kesamaan ciri. Pada tumbuhan, nama famili akan berakhiran aceae, sedangkan pada hewan nama famili akan berakhiran dengan idae.

f. Genus
Nama genus dari makhluk hidup dapat diambil dari berbagai kata. Nama genus diawali dengan huruf kapital, penulisannya dengan bercetak miring atau tegak namun digaris bawahi.

g. Spesies
Spesies menjadi satuan dasar untuk sistem klasifikasi. Spesies merupakan tingkatan terendah dalam sistem klasifikasi makhluk hidup. Penulisan spesies makhluk hidup biasanya digabung bersama nama genus. Dua kata dalam penamaan ilmiah makhluk hidup menunjukkan nama genus dan spesiesnya. Kata pertama adalah nama genus, sedangkan kata kedua adalah jenis makhluk hidup.

6. Tahapan dalam Klasifikasi Makhluk Hidup
a. Pencandraan/Identifikasi
Tahapan identifikasi dilakukan dengan mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup yang akan diklasifikasikan. Identifikasi dimulai dari ciri-ciri yang mudah diamati, yaitu secara morfologi, anatomi, fisiologi, bila perlu sampai pada ciri-ciri biokimiawi.
b. Pengelompokan
Tahap pengelompokan dilakukan dengan mengelompokan makhluk hidup dengan dasar ciri-ciri yang dimiliki oleh makhluk hidup tersebut. Makhluk hidup dengan ciri-ciri yang sama akan masuk dalam satu kelompok yang sama atau bisa dikatakan akan masuk dalam satu takson.
c. Pemberian Nama Takson
Jika makhluk hidup sudah dikelompokkan ke dalam takson-takson yang sejenis, selanjutnya adalah pemberian nama takson. Pemberian nama takson tersebut dilakukan untuk mempermudah pengenalan ciri-ciri pada kelompok makhluk hidup tertentu.

7. Perkembangan Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup
Dalam perkembangannya, sistem klasifikasi makhluk hidup telah mengalami perkembangan dari masa ke masa. Berikut perkembangan sistem klasifikasi makhluk hidup :
A. Sistem Klasifikasi 2 Kingdom (Tahun 1735)
Sistem klasifikasi 2 kingdom dikemukakan oleh Aristoteles. Dalam sistem klasifikasi 2 kingdom disebutkan bahwa organisme di alam terbagi menjadi dua kingdom atau kerajaan, yaitu Kingdom Animalia atau dunia hewan dan Kingdom Plantae atau dunia tumbuhan. Sistem tersebut merupakan sistem yang sangat sederhana yang pertama kali ada.
  • Kingdom Plantae 
Suatu organisme di kelompokkan ke dalam dunia tumbuhan jika ia memiliki beberapa ciri-ciri, yakni memiliki dinding sel dari bahan selulosa dan juga memiliki zat hijau daun atau klorofil untuk melakukan proses fotosintesis. Contoh organisme yang masuk ke dalam kelompok Plantae adalah lumut, ganggang, tumbuhan berbiji, dan tumbuhan paku.
Gambar 4. Contoh Kingdom Plantae (Sumber : ilmudasar.com)
  • Kingdom Animalia
Organisme yang masuk dalam golongan Animalia yakni organisme yang tidak memiliki dinding sel, tidak memiliki zat hijau daun atau klorofil yang artinya ia tidak bisa membuat makanannya sendiri, serta dapat bergerak bebas karena tidak memiliki dinding sel. Contoh organisme yang masuk ke dalam Animalia yakni cacing, hewan berpori, hewan berongga, hewan lunak, hewan bersel satu dan hewan bertulang belakang.
Gambar 5. Contoh Kingdom Animalia (Sumber : alif.id)
B. Sistem Klasifikasi 3 Kingdom (Tahun 1866)
Setelah ditemukannya mikroskop oleh Antonie van Leewenhoek, dunia mikroskopis mulai terbuka. Awalnya organisme mikroskopis keberadaannya masih belum diketahui apakah termasuk hewan atau tumbuhan. Setelah ditemukannya Euglena, akhirnya sistem klasifikasi 3 kingdom diajukan oleh Ernest Haeckel dengan menambahkan kingdom Protista dan dasar klasifikasinya yakni apakah organisme tersebut memiliki sel tunggal (uniseluler) yang di golongkan ke dalam kingdom Protista atau terdiri dari banyak sel (multiseluler) yang dapat digolongkan ke dalam kingdom Plantae ataupun kingdom Animalia sesuai dengan ciri-tciri yang ditunjukkan. Dengan demikian, sistem klasifikasi 3 kingdom terdiri dari Kingdom Plantae, Kingdom Animalia dan Kingdom Protista

Gambar 6. Kingdom Protista (Sumber : id.wikipedia.org)
➤ Munculnya Sistem Klasifikasi 2 Empire (Tahun 1925)
Dalam sistem ini, Eduard Chatton membagi makhluk hidup ke dalam dua empire (superkingdom) yang lebih tinggi berdasarkan sistem organisasi sel. Chatton menggunakan istilah Prokariota untuk organisme yang tidak memiliki inti sel dan Eukariota untuk organisme yang memiliki inti sel. Hasil dari gagasan tersebut muncullah Empire Prokariota dan Empire Eukariota.
C. Sistem Klasifikasi 4 Kingdom (Tahun 1938)
Semenjak munculnya sistem klasifikasi 2 empire dan didukung dengan penemuan mikroskop elektron, pengamatan terhadap sel semakin jelas. Ilmuwan bisa membedakan organisme sel tunggal yang tidak mempunyai inti sel (prokariotik) dan organisme sel tunggal yang mempunyai inti sel (eukariotik).Tahun 1938, Herbert F. Copeland mengajukan sistem klasifikasi empat kingdom dan memindahkan dua prokariota, yaitu bakteri dan alga hijau biru ke dalam Kingdom Monera. Makhluk hidup yang tergolong ke dalam empire eukariota terdiri dari Kingdom Animalia, Kingdom Plantae dan Kingdom Protista, sedangkan Kingdom Monera termasuk dalam empire prokariota.
Gambar 7. Kingdom Monera (Sumber : pasundanekspress.co)
 D. Sistem Klasifikasi 5 Kingdom (Tahun 1969)
Sistem klasifikasi makhluk hidup menurut Robert H. Whittaker terdiri dari 5 kingdom berdasarkan struktur internal organisasi sel dan cara organisme memperoleh nutrisinya. Hal tersebut membuat Whittaker memisahkan jamur kedalam kingdom tersendiri menjadi Kingdom Fungi karena kemampuannya yang bersifat heterotrof, yaitu memperoleh makanannya dari makhluk hidup lain atau parasit dan dengan absorpsi atau menyerap dari saprofit, yaitu makhluk hidup yang telah mati. Pengelompokan jamur juga disebabkan oleh temuan bahwa jamur bukan berdinding sel dari bahan selulosa melainkan dari zat kitin. Ciri-ciri yang dimiliki oleh jamur, yaitu bersifat multiseluler, eukariotik, memiliki dinding sel dari bahan zat kitin, serta tidak memiliki pigmen fotosintesis. Berdasarkan hal tersebut, sistem klasifikasi 5 kingdom terdiri dari Kingdom Plantae, Kingdom Animalia, Kingdom Protista, Kingdom Monera, dan Kingdom Fungi.
Gambar 8. Kingdom Fungi (Sumber : ekosistem.co.id)
 E. Sistem Klasifikasi 6 Kingdom (Tahun 1977)
Pada pertengahan tahun 1970, penelitian biologi di bidang molekuler banyak dilakukan. Dari hal tersebut, karakter genetik mulai diperhitungkan. Saat itu penelitian gen ribosomal RNA digunakan sebagai faktor penting dalam klasifikasi molekuler. Berdasarkan hal tersebut, Carl Woose kemudian membagi Kingdom Monera menjadi dua kelompok, yaitu Kingdom Eubacteria dan Kingdom Archaebacteria. Hal tersebut dikarenakan terdapat banyak perbedaan genetik antara dua kelompok tersebut. Dengan demikian, sistem klasifikasi 6 kingdom terdiri dari Kingdom Plantae, Kingdom Animalia, Kingdom Protista, Kingdom Fungi, Kingdom Eubacteria dan Kingdom Archaebacteria.
Gambar 9. Archaebacteria dan Eubacteria (gurupendidikan.co.id)
  F. Sistem Klasifikasi 7 Kingdom (Tahun 1998)
Sistem ini pertama kali dikemukakan oleh Cavalier-Smith. Di dalam klasifikasi ini terdapat jenis kingdom baru, yaitu Kingdom Chromista yang memiliki anggota yang berasal dari Kingdom Fungi dan Kingdom Protista. Anggotanya meliputi Oomycota, Hyphochytriomycota, Bacillariophyta, Xanthophyta, Silicoflagellates, Chrysophyta dan Phaeophyta. Kingdom Chromista merupakan hasil pemisahan dari Kingdom Plantae. Pemisahan tersebut didasarkan atas letak kloroplasnya yang berada di lumen retikulum endoplasma, sedangkan pada umumnya letak kloroplas Kingdom Plantae terletak di plastida. Di samping itu, Kingdom Chromista juga memiliki klorofil c yang tidak dimiliki oleh Plantae.
Gambar 10. Kingdom Chromista (Sumber : ucmp.berkeley.edu)

Demikian perkembangan sistem klasifikasi makhluk hidup hingga sekarang. Klasifikasi makhluk hidup bisa saja mengalami perubahan dan penambahan seiring dengan berjalannya waktu, mengingat penemuan spesies-spesies baru masih sangat mungkin terjadi.


Semoga bacaan di atas bermanfaat
Terima Kasih 🙏
 

 


























































































No comments:

Post a Comment

Jaringan pada Tumbuhan

Pada dasarnya semua makhluk hidup mempunyai struktur pada tubuhnya, begitu juga dengan tumbuhan. Tumbuhan tersusun dari sel-sel yang kemudi...